Job insecurity merupakan ketidakberdayaan untuk mempertahankan
kelangsungan yang diinginkan dalam situasi kerja yang terancam (Greenhalgh &
Rosenblatt, 1984). Ancaman yang timbul dalam organisasi membuat karyawan
sangat mungkin merasa terancam, gelisah dan tidak aman karena potensi
perubahan mempengaruhi kondisi kerja dan kelanjutan hubungan serta balas jasa
yang diterima karyawan dari organisasi (Greenhalgh & Rosenblatt, 1989). Job
insecurity merupakan suatu tingkat di mana para pekerja merasa pekerjaannya
terancam dan merasa tidak berdaya untuk melakukan apapun terhadap situasi
tersebut (Ashford, Lee & Bobko, 1989). Ancaman yang dirasakan umumnya
berasal dari lingkungan melalui proses persepsi subjektif dan kognitif individu
(Sverke et al, 2006).
Job insecurity merujuk pada karyawan yang merasa terancam akan
kehilangan pekerjaan dan perubahan status yang dimiliki menjadi pengangguran
(De Witte, 1999). Greenglass (2002) mengemukakan job insecurity merupakan
suatu kondisi yang berkaitan dengan rasa takut individu akan kehilangan
pekerjaan, prospek akan demosi, penurunan jabatan, dan ancaman lainnya
terhadap kondisi kerja yang berkaitan dengan kepuasan kerja.
Hartley et al., (1991) mengemukakan job insecurity sebagai kondisi di
mana adanya perbedaan antara tingkat keamanan yang dialami dengan tingkat
keamanan yang diinginkan atau diperoleh individu. Definisi lain dari job insecurity
yaitu dugaan yang dialami secara subjektif dari peristiwa mendasar dan tidak
disengaja (Sverke et al., 2006). Job insecurity mengacu pada adanya masalah
terhadap kelangsungan pekerjaan karyawan yang di mana kelangsungan
pekerjaan merupakan inti utama dari jaminan kerja yang dimiliki oleh karyawan
(Greenhalgh & Rosenblatt, 1984).
Job insecurity dipersepsikan dari dua sudut pandang yaitu pandangan
global dan pandangan multidimensi. Pandangan global mengemukakan job
insecurity sebagai suatu kondisi adanya ancaman kehilangan pekerjaan atau
ketidakpastian pekerjaan. Sedangkan dalam pandangan multidimensi
mengemukakan job insecurity tidak hanya mengacu pada ketidakpastian yang
dialami karyawan akan kelangsungan pekerjaan, namun juga mengenai
kelangsungan pekerjaan tertentu, seperti peluang untuk promosi, perkembangan
gaji yang menurun, penurunan pangkat, menurunnya kualitas kondisi kerja, dan
kekhawatiran adanya kesenjangan antara individu dan organisasi di masa depan,
serta berbagai aspek yang dianggap penting oleh individu tersebut (Mauno &
Kinnunen, 2002).
Vander Elst et al., (2014) mengemukakan pendapat para ahli mengenai
karakter yang perlu ada dalam job insecurity, yaitu sebagai berikut:
a. Job Insecurity merupakan pengalaman subjektif (subjective experience)
terkait hasil persepsi dan interpretasi individu terhadap lingkungan kerja
yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa situasi yang sama dapat
menimbulkan perasaan yang berbeda-beda bagi karyawan.
b. Job insecurity dipandang sebagai fenomena yang tidak disengaja
(involuntary phenomenon). Hal ini berarti tidak termasuk karyawan yang
memilih pekerjaan yang tidak pasti atau pekerjaan yang tidak tetap.
c. Ketidakamanan terhadap pekerjaan di masa depan (insecurity about
future) merupakan inti dari job insecurity. Hal ini mengacu ada
kekhawatiran dan ancaman kehilangan pekerjaan.
Sabtu, 21 Oktober 2023
Definisi Job Insecurity
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar