Sabtu, 08 Juli 2023

Financial distress


financial distress merupakan proses yang mana perusahaan mengalami
kesulitan keuangan, sehingga perusahaan tidak mampu dalam memenuhi
kewajibannya. Perusahaan akan mengalami financial distress jika arus kas operasi
perusahaan tidak mampu mencukupi pemenuhan kewajiban jangka pendek seperti
pembayaran bunga kredit yang telah jatuh tempo. Semakin besar kewajiban yang
dimiliki perusahaan, akan menyebabkan semakin besarnya risiko terjadinya
financial distress.
Menurut Hapsari (2012), definisi dari financial distress adalah :
Financial distress adalah suatu situasi dimana arus kas operasi perusahaan
tidak memadahi untuk melunasi kewajiban-kewajiban lancar (seperti
hutang dagang atau beban bunga) dan perusahaan terpaksa melakukan
tindakan perbaikan.
Menurut Fahmi (2012:158), menjelaskan bahwa definisi dari financial
distress adalah :
“Plat mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan kondisi
keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan ataupun
likuidasi.”
Financial distress terjadi sebelum kebangkrutan pada suatu perusahaan
Oleh karena itu, setiap perusahaan harus melakukan prediksi financial distress
karena kondisi financial distress ini mungkin akan membantu perusahaan
mengatahui kondisi kesehatan perusahaan yaitu kondisi kebangkrutan perusahaan.
Salah satu faktor yang dapat mengakibatkan perusahaan mengalami kebangkrutan
adalah kondisi ekonomi suatu Negara. Penyebab terjadinya kesulitan keuangan
(financial distress) menurut Fahmi (2012:105) sebagai berikut :
Dimulai dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya,
terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban
likuiditas dan juga termasuk kewajiban dlam kategori solvabilitas.
Permasalahan terjadinya insolvency bisa timbul karena faktor berawal dari
kesulitan likuiditas. Ketidakmampuan tersebut dapat ditujukkan dengan 2 
(dua) metode, yaitu Stock-based insolvency dan Flow-based insolvency.
Stock- based insolvency adalah kondisi yang menunjukkan suatu kondisi
ekuitas negatif dari neraca perusahaan (negative net wort), sedangkan
Flow-based insolvency ditujukkan oleh kondisi arus kas operasi (operating
cash flow) yang tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancer
perusahaan

Tidak ada komentar: