Rabu, 28 Juni 2023

Hubungan antara Sanctification of Work dan Job Crafting pada Karyawan


Agama berfungsi untuk memenuhi kebutuhan manusia seperti memahami
kehidupan, mencari makna, serta menyusun struktur. Aspek terpenting agama
yang dapat membedakan dari cara yang lain yaitu adanya dimensi sakral dari
kebutuhan manusia (Pargament, et al dalam Kurniawan, 2015). Salah satu bentuk
manusia yang memiliki agama dengan melakukan ibadah kepada Tuhan. Hal ini
didukung hasil penelitian yang dilakukan Mahoney (Walker, Jones, Wuensch,
Aziz, dan Cope, 2008) menunjukkan bahwa individu yang memiliki hubungan
secara kuat dengan Allah (theistic sanctification) secara khusus memiliki skor
tertinggi dalam hal agama dan hubungan keluarga. Selain itu, meningkatkan
komitmen, dukungan sosial, locus control, dan lebih percaya diri dengan
mengarah pada hal yang lebih besar yaitu tujuan hidup dan makna kebahagiaan.
Individu yang proaktif dapat meningkatkan kepuasan dalam bekerja
dengan menerapkan perceived God role in work dimana individu percaya dan
merasakan kehadiran Tuhan di dalam pekerjaan. Individu yakin adanya peran dan
keterlibatan Tuhan dalam perkembangan karier serta menganggap Tuhan sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupannya. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Backus (2013) menunjukkan bahwa sanctification
of work secara positif meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen dalam
organisasi.
Perceived job fit religion juga perlu diterapkan karena akan membantu
individu untuk dapat membangun dukungan sosial yang diinginkan dalam
lingkungan kerja dengan percaya bahwa pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
identitas ajaran agama dan yakin segala yang dilakukan mengikuti/sesuai dengan
ketetapan Tuhan yang ada dalam kitab suci agama. Sesuai dengan penelitian
Tims, Derks, dan Bakker (2016) menunjukkan bahwa dengan adanya job crafting
dalam diri karyawan dapat meningkatkan relasi sosial yang menjadikan karyawan
lebih proaktif sehingga tercapai kebermaknaan dalam bekerja.
Walker, Jones, Wuensch, Aziz, dan Cope (2008) menjelaskan bahwa
karyawan yang kurang memiliki sanctification of work cenderung bermaksut
untuk meninggalkan organisasi. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa sebaiknya individu mampu menerapkan sanctification of work di dalam
pekerjaan, maka hal ini dapat meningkatkan probabilitas job crafting.

Tidak ada komentar: