Tunneling merupakan perilaku manajemen atau pemegang saham mayoritasyang mentransfer aset dan profit perusahaan untuk kepentingan mereka sendiri, namun biaya dibebankan kepada pemegang saham minoritas (Zhuang, 2004).Istilah "tunneling" pada awalnya digunakan untuk menggambarkan pengambilalihan pemegang saham minoritas di Republik Ceko seperti pemindahan aset melalui sebuah terowongan bawah tanah (tunnel).
Dalamaktivitas transaksi penjualan sepertitransfer pricingdapat terjadi tunneling, baik perusahaan di negara yang sama atau perusahaan multinasional (lintas negara), salah satunya dapat dilakukan melalui transaksi pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (related party transaction/RPT), dalam hal ini hubungan antara perusahaan induk dengan perusahaan anak. Perusahaan induk sebagai pemegang saham mayoritas, sementara perusahaan anak sebagai pemegang saham minoritas. Contoh perusahaan induk dapat memanfaatkan perusahaananak sebagai pemasok untuk membebankan harga input produksi yang rendah agar produksi harga pokok produksi perusahaan induk turun dan meningkatkan laba.Jin dan Wong (2004) meneliti penggunaan RPT sebagai sarana praktik manajemen laba dan tunneling pada perusahaan di China. Mereka menemukan bahwa perusahaan yang masih tergabung dalam satu konglomerasi cenderung melaporkan nilai RPT yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki konglomerasi. Selain itu dapat dibuktikan bahwa RPT tersebut digunakan untuk memanipulasi laba dalam rangka memenuhi syarat agar bisa sukses melakukan IPO. Ketika perusahaan IPO tersebut telah menghasilkan aliran dana yang cukup, cenderung terjadi pengalihan sumber daya kepada perusahaan afiliasinya dalam bentuk pinjaman lunak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar