Selasa, 11 April 2023

Teori Keagenan (Agency Theory)


Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami corporate governance. Jansen dan Meckling (1976) menyatakan
bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent)
dengan investor (principal). Konflik kepentingan antara pemilik dan agen
terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai dengan
kepentingan principal, sehingga memicu biaya keagenan (agency cost).
Timbulnya manajemen laba dapat dijelaskan dengan teori agensi. Selain
agen, manajer secara moral bertanggungjawab untuk mengoptimalkan
keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai imbalannya akan
memperoleh kompensasi sesuai dengan kontrak. Dengan demikian terdapat
dua kepentingan yang berbeda didalam perusahaan dimana masing-masing
pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran
yang dikehendaki.
Sebagai pengelola perusahaan, manajer perusahaan tentu akan lebih
banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang
akan datang dibandingkan dengan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu
manajer sudah seharusnya selalu memberikan sinyal mengenai kondisi
perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang dapat diberikan oleh manajer yakni
melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Laporan
9
keuangan merupakan hal yang sangat penting bagi para pengguna eksternal
terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar
ketidakpastiannya (Ali, 2002 dalam Ujiyantho dan Bambang, 2007).

Tidak ada komentar: