Agency Theory atau teori keagenan mendasari praktek pengungkapan laporan tahunan oleh perusahaan terhadap para pemegang saham. Teori keagenen Jensen and Meckling (1976) memiliki asumsi bahwa para pemegang saham tidak memiliki cukup informasi tentang kinerja dan kondisi perusahaan. Agen memiliki lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan prospek perusahaan secara keseluruhan dimasa yang akan datang dibandingkan dengan principal(Hidayat, 2017). Inilah yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan informasi yang dimiliki antara prinsipal dan agen, sehingga mengakibatkan asimetri infomrasi. Munculnya masalah keagenan terjadi karena ada pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan pribadi namun saling bekerja sama dalam pembagian wewenang yang berbeda. Masalah keagenan ini dapat merugikan prinsipal karena pihak prinsipal tidak mendapatkan informasi yang memadai dan tidak memiliki cukup akses dalam mengelola perusahaan.Meisser et al, (2006:7) mengemukakan bahwa hubungan keagenan ini dapat mengakibatkan munculnya permasalahan yaitu sebagai berikut:1.Adanya asimetri informasi (information asymmetry), yaitu kondisi dimana manajemen memiliki lebih banyak informasi mengenai
keadaan kondisi perusahaan serta posisi keuangan yang sebenarnya terjadi disbandingprincipal 2.Munculnya konflik kepentingan (conflict of interest). Hal ini diakibatkan karena adanya perbedaan kepentingan, dimana manajemen bertindak tidak selalu sejalan dengan kepentingan principal. Kepentingan tersebut salah satunya adaalah kepentingan ekonomis yang saling berbeda, sehinga dimungkinkan manajemen mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan keinginan pemilik modal. Untuk mengatasi atau mengurangi masalah keagenan ini akan timbul biaya keagenan yang ditanggung oleh principaldan agen. Jensen dan Meckling (1976) membagi biaya keagenan menjadi 3, yaitu sebagai berikut:1.Monitoring cost, yaitu biaya yang timbul dan ditanggung oleh principal. Biaya ini dikeluarkan untuk melakukan monitoring perilaku agen, yaitu untuk mengukur serta mengamati dan mengontrol perilaku agen.2.Bonding cost, yaitu biaya yang timbul dan ditanggung oleh agen. Biaya ini dikeluarkan untuk jaminan agen bahwa agen bertindak sesuai dengan kepentingan principal.3.Residual loss, yaitu berkurangnya kemakmuran principalsebagai pengorbanan akibat dari perbedaan keputusan antara agen dan principal.
Untuk mengurangi biaya agensi, maka diperlukan alat kontrol yang dapat mengurangi risiko terjadinya asimetri informasi dan konflik kepentingan, yaitu laporan keuangan. Para pemilik modal menggunakan informasi yang ada pada laporan keuangan sebagai sarana transparansi dari akuntabilitas manajer. Diharapkan dengan adanya pengungkapan yang luas dapat mengurangi asimetri informasi antara pihak agen dan principal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar