Siagian (2003:31-45) menyebutkan terdapat kesepakatan bulat tentang tipologi kepemimpinan mengenai lima tipe kepemimpinan sebagai berikut.
- Tipe Otokratik
Menurut Siagian (2003:33) ciri pemimpin yang mempunyai tipe otokratik sebagai berikut.
- Menumtut ketaatan penuh dari para bawahannya,
- dalam menegakkan disiplin menunjukkan kekakuan,
- bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi,
- menggunakan pendekatan punitif dalam hal terjadinya penyimpangan oleh bawahan.
- Tipe Paternalistik
Menurut Siagian (2003:33-34) popularitas pemimpin yang mempunyai tipe paternalistik sebagai berikut.
- Kuatnya ikatan primordial,
- extended family system,
- kehidupan masyarakat yang komunalistik,
- peranan adat istiadat yang sangat kuat dalam kehidupan masyarakat,
- masih dimungkinkannya hubungan pribadi yang intim antara seorang anggota masyarakat dengan anggota masyarakat lainnya.
- Tipe Kharismatik
Menurut Siagian (2003:37) seorang pemimpin yang kharismatik adalah seseorang yang dikagumi oleh banyak pengikut meskipun para pengikut tersebut tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang tertentu itu dikagumi.
- Tipe Laissez Faire
Menurut Siagian (2003:39-40) ciri pemimpin yang mempunyai tipe laissez faire sebagai berikut.
- Pendelegasian wewenang terjadi secara ekstensif,
- pengambilan keputusan diserahkan kepada petugas operasional,
- status quo organisasional tidak terganggu,
- pengembangan kemampuan berfikir dan bertindak diserahkan kepada anggota organisasi,
- intervensi pimpinan dalam perjalanan organisasi berada pada tingkat minimum.
- Tipe Demokratik
Menurut Siagian (2003:43) seorang pemimpin yang demokratik dihormati dan disegani dan bukan ditakuti karena perilakunya dalam dalam kehidupan organisasional. Perilakunya mendorong para bawahannya menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi dan kreatifitas para bawahan. Ia juga mendengarkan pendapat, saran, dan kritik dari bawahannya.
Friska (dalam Hakim 2010:29-33) menyebutkan bahwa pada umumnya pemimpin dalam setiap organisasi dapat diklasifikasikan menjadi lima tipe utama yaitu sebagai berikut.
- Tipe pemimpin otokratis
Tipe pemimpin ini menganggap bahwa pemimpin adalah merupakan suatu hak. Ciri-ciri pemimpin tipe ini adalah sebagi berikut.
- Menganggap organisasi adalah milik pribadi.
- Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
- Menganggap bahwa bawahan adalah sebagai alat mata-mata.
- Tidak mau menerima kritik, saran, dan pendapat dari orang lain karena dia menganggap dialah yang paling benar.
- Selalu bergantung pada kekuasaan formal.
- Dalam menggerakkan bawahan sering mempergunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan ancaman.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe kepemimpinan otokratis tersebut di atas dapat diketahui bahwa tipe ini tidak menghargai hak-hak dari manusia, karena itulah tipe ini tidak dapat dipakai dalam organisasi modern.
- Tipe pemimpin militeristis
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan seorang pemimpin tipe militeristis tidak sama dengan pemimpin-pemimpin dalam organisasi militer. Artinya tidak semua pemimpin dalam militer adalah bertipe militeristis. Seorang pemimpin yang bertipe militeristis mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.
- Dalam menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan, sebagai alat utamanya adalah dengan menggunakan perintah yang telah ditetapkan.
- Dalam menggerakkan bawahan sangat suka menggunakan pangkat dan jabatannya.
- Senang kepada formalitas yang berlebihan.
- Menuntut disiplin yang tinggi dan kepatuhan mutlak dari bawahan.
- Tidak mau menerima kritik dari bawahan.
- Menggemari upacara-upacara untuk berbagai keadaan.
Dari sifat-sifat yang dimiliki oleh tipe pemimpin militeristis adalah bahwa tipe pemimpin seperti ini bukan merupakan pemimpin yang ideal.
- Tipe pemimpin paternalistis
Tipe kepemimpinan paternalistis, mempunyai ciri tertentu yaitu bersifat paternal atau kebapakan. Kepemimpinan seperti ini menggunakan pengaruh yang sifat kebapakan dalam menggerakkan bawahan mencapai tujuan. Kadang-kadang pendekatan yang dilakukan terlalu sentimental. Sifat-sifat umum dari tipe pemimpin paternalistis dapat dikemukakan sebagai berikut:
- Menganggap bawahannya sebagai manusia yang tidak dewasa.
- Bersikap terlalu melindungi bawahan.
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil keputusan.
- Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk mengembangkan inisiatif dan daya kreasi.
- Sering menganggap dirinya maha tahu.
Harus diakui bahwa dalam keadaan tertentu pemimpin seperti ini sangat diperlukan. Akan tetapi ditinjau dari segi sifat-sifat negatifnya pemimpin paternalistis kurang menunjukkan elemen kontinyuitas terhadap organisasi yang dipimpinnya.
- Tipe pemimpin karismatis
Sampai saat ini para ahli manajemen belum berhasil menemukan sebab-sebab mengapa seorang pemimpin memiliki karisma. Yang diketahui ialah tipe pemimpin seperti ini mempunyai daya tarik yang amat besar, dan karena itulah pemimpin seperti ini mempunyai pengikut yang sangat besar. Kebanyakan para pengikut menjelaskan mengapa mereka menjadi pengikut dari pemimpin seperti ini, karena mereka menganggap masih kurangnya seorang pemimpin yang karismatis. Maka mereka mengatakan bahwa pemimpin yang karismatis diberkahi dengan kekuatan gaib (supernatural powers). Perlu dikemukakan bahwa kekayaan, umur, kesehatan, tingkat pendidikan, dan sebagainya, tidak dapat digunakan sebagai kriteria tipe pemimpin karismatis.
- Tipe pemimpin demokratis
Dari semua tipe kepemimpinan yang ada, tipe kepemimpinan demokratis dianggap sebagai tipe kepemimpinan yang baik. Hal ini disebabkan karena tipe kepemimpinan ini selalu mendahulukan kepentingan kelompok dibandingkan dengan kepentingan individu. Beberapa ciri dari kepemimpinan demokratis adalah sebagai berikut.
- Dalam proses menggerakkan bawahan selalu bertitik tolak dari pendapat bahwa manusia adalah makhluk yang termulia di dunia.
- Selalu berusaha menyelaraskan kepentingan dan tujuan pribadi dengan kepentingan organisasi.
- Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahannya.
- Mentolerir bawahan yang membuat kesalahan dan memberikan pendidikan kepada bawahan agar jangan berbuat kesalahan dengan tidak mengurangi daya kreativitas, inisiatif, dan prakarsa dari bawahan.
- Lebih menitikberatkan kerjasama dalam mencapai tujuan.
- Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses daripadanya.
- Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar