Guru memiliki alasan yang berbeda-beda dalam menugaskan pekerjaan
rumah kepada setiap siswa. Epstein (1998; Sharp, 2001) menjelaskan bahwa
mengidentifikasi sepuluh tujuan sebagai berikut:
1. Berlatih untuk meningkatkan kecepatan, penguasaan dan pemeliharaan
keterampilan.
2. Persiapan untuk memastikan kesiapan di kelas berikutnya; menyelesaikan
aktivitas dan tugas dimulai di kelas.
3. Partisipasi untuk meningkatkan keterlibatan siswa dengan tugas belajar atau
menikmati kesenangan belajar.
4. Pengembangan pribadi untuk membangun tanggung jawab siswa,
ketekunan, manajemen waktu, kepercayaan diri dan perasaan prestasi;
mengembangkan dan mengenali bakat siswa dalam keterampilan yang
mungkin tidak diajarkan di kelas; kegiatan penyuluhan dan pengayaan.
5. Interaksi rekan kerja untuk mendorong siswa bekerja sama dalam hal
asuhan atau proyek, memotivasi dan belajar dari satu sama lain.
6. Hubungan orang tua dan anak untuk menjalin komunikasi antara orang tua
dan anak tentang pentingnya tugas sekolah dan pembelajaran;
mendemostrasikan aplikasi pekerjaan sekolah ke situasi dan pengalaman
nyata; mempromosikan kesadaran dan dukungan orang tua terhadap
pekerjaan dan kemajuan siswa.
7. Komunikasi orang tua dan guru memungkinkan guru menginformasikan dan
melibatkan keluarga dalam kegiatan kurikuler anak-anak dan
memungkinkan orang tua mengetahui topik apa yang diajarkan, dan
bagaimana perkembangan anak mereka.
8. Hubungan masyarakat untuk mempromosikan ke publik bahwa sekolah
adalah tempat kerja serius, termasuk pekerjaan rumah. Selain itu, interaksi
produktif dengan publik dapat dirancang sebagai tugas pekerjaan rumah
siswa.
9. Kebijakan untuk memenuhi arahan dari administrator di tingkat sekolah
dengan jumlah pekerjaan rumah per hari atau minggu yang ditentukan.
10. Hukuman untuk memperbaiki masalah dalam perilaku atau produktivitas.
Tujuan penugasan pekerjaan rumah yang diberikan kepada seorang individu
dapat dibagi menjadi (a) pembelajaran dan (b) tujuan nonstruktural. Tujuan
instruksional yang paling umum dari pekerjaan rumah adalah memberi siswa
kesempatan untuk mempraktikkan atau meninjau materi yang dimilikinya sudah
dipresentasikan di kelas (Becker & Epstein, 1982). Tugas persiapan mengenalkan
materi untuk membantu siswa memperoleh manfaat maksimal saat materi baru
dibahas di kelas (Muhlenbruck,et al.,1999). Penjelasan tersebut dapat dimaknai
bahwa dengan adanya pekerjaan rumah melibatkan transfer keterampilan yang
dimiliki individu yang sebelumnya dipelajari ke situasi baru dirumah. Akhirnya,
pekerjaan rumah dapat meminta siswa untuk berintegrasi secara terpisah
keterampilan dan konsep yang dipelajari (Lee & Pruitt, 1979).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
dalam mengerjakan pekerjaan rumah dapat memberikan manfaat dalam kegiatan
proses belajar di sekolah, serta dapat mengarahkan siswa dalam memiliki
kebiasaan belajar yang positif dalam bentuk tujuan nonstruktural.
Minggu, 08 Januari 2023
Tujuan Perilaku Mengerjakan Pekerjaan Rumah (skripsi, tesis, disertasi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar