Minggu, 08 Januari 2023

Pengertian Perilaku Mengerjakan Pekerjaan Rumah (skripsi, tesis, disertasi)


Pekerjaan rumah dapat didefinisikan sebagai tugas yang ditugaskan oleh
guru sekolah kepada siswa untuk dikerjakan selama jam non sekolah (Cooper,
1989). Definisi tersebut secara eksplisit tidak termasuk (a) pembelajaran terpusat
di sekolah; (b) kursus belajar di rumah disampaikan melalui surat, televisi, audio
atau kaset video, atau internet; dan (c) ekstrakurikuler kegiatan seperti olahraga
dan partisipasi di klub. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa tugas pekerjaan
rumah dapat dikerjakan siswa diluar jam sekolah dimana mereka dapat
mengerjakannya di waktu jam belajar, di perputakaan, atau selama jam istirahat.
Pekerjaan rumah adalah prosedur rutin dan bagian penting dari kehidupan
anak sehari-hari (Costa, et al.,2016). Dengan kata lain, pekerjaan rumah adalah
seperangkat aktivitas yang ada untuk dipenuhi oleh anak-anak setelah kelas dalam
aktivitas akademik, yang dapat mengambil berbagai bentuk, seperti salinan,
komposisi, numerik, dll. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa pekerjaan
rumah merupakan bagian penting dalam proses belajar individu yang dapat
dilakukan diluar jam sekolah dengan berbagai bentuk tugas sesuai mata pelajaran
yang telah dipelajari sebelumnya.
Pekerjaan rumah pada umumnya dilihat sebagai sarana untuk
mengkonsolidasikan apa yang dipelajari siswa di sekolah, dan memungkinkan
memperluas waktu untuk belajar di luar jam sekolah formal (Perrenoud, 1995;
Costa, et al., 2016). Lebih lanjut, pekerjaan rumah adalah guru memberikan soalsoal untuk dikerjakan dirumah baik sendiri ataupun secara berkelompok
(Djamarah, 2006). Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa pekerjaan rumah
dapat dijadikan sebagai instrumen untuk memperkuat pembelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya dengan memperkaya pengalaman siswa baik kelompok
maupun individual.
Pekerjaan rumah dapat menjadi salah satu instrumen pendidikan untuk
menembus dinding sekolah atau masuk ke dalam lingkungan fisik dan keluarga
setiap siswa. Guru, orangtua, dan khususnya siswa menjadi kunci-kunci
pelaksanaan terselenggaranya pekerjaan rumah di dalam suatu pendidikan, atau
sering juga disebut sebagai “trylogy homework” (Cooper, 2001). Sehingga,
perlunya semua anggota sekolah ikut dalam upaya terselenggaranya pendidikan
yang optimal, salah satunya peran konselor dalam meningkatkan aktivitas belajar
siswa melalui pekerjaan rumah.
Pekerjaan rumah dapat dikaitkan dengan prestasi pada dua level, yaitu
pertama, efek pekerjaan rumah di tingkat kelas ditemukan ketika siswa di kelas
dengan jumlah yang lebih tinggi atau kualitas pekerjaan rumah memiliki
pencapaian prestasi yang lebih nyata daripada siswa di kelas lain; kedua, efek
pekerjaan rumah pada tingkat siswa ditemukan ketika siswa dalam kelas yang
sama dimana mereka berbeda dalam perilaku pekerjaan rumah mereka
(Trautwein,et al., 2006). Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa perilaku
mengerjakan pekerjaan rumah merupakan salah satu aspek yang dapat dijadikan
guru dalam meningkatkan prestasi siswa. Seringkali, siswa akan menunjukkan
perilaku sesuai dengan emosi dan kebiasaannya dalam belajar ketika mengerjakan
pekerjaan rumah karena mereka merasa tidak ada yang mengawasi.
Variasi dalam pekerjaan rumah dalam berbagai bidang dapat
diklasifikasikan menurut (a) jumlahnya, (b) bidang keahlian, (c) tujuan, (d)
tingkat pilihan untuk siswa, (e) batas waktu penyelesaian, (f) derajat
individualisasi, dan (g) konteks sosial. Variasi dalam jumlah pekerjaan rumah
dapat muncul sebagai perbedaan baik dalam frekuensi dan panjang tugas individu
yang diberikan oleh guru di sekolah. Penugasan dapat mencakup semua bidang
keterampilan yang diajarkan di sekolah.
Definisi pekerjaan rumah sangat bervariasi, namun pada intinya adalah
pekerjaan atau tugas yang ditetapkan oleh guru dalam setiap mata pelajaran bahwa
murid diharapkan untuk menyelesaikannya diluar jam sekolah. Mereka mungkin
dapat menyelesaikan pekerjaan rumah sendirian, dengan teman, orang tua, dan
atau anggota keluarga. Nasution (1982) menjelaskan bahwa pemberian pekerjaan
rumah akan memberikan kesempatan anak memperoleh kesuksesan dalam belajar,
dengan tidak hanya memberi soal yang mudah tetapi juga tantangan. Tugas dalam
bentuk pekerjaan rumah yang diberikan akan merangsang anak untuk
mengeluarkan segenap tenaga dan mengetahui batas kesanggupan yang dimiliki
sesuai kemampuannya.
Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seorang individu. Menurut
Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmojo (2003) menjelaskan bahwa
perilaku merupakan respon atau reaksi seorang individu terhadap rangsangan dari
luar. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa perilaku merupakan suatu
aktivitas seorang individu dalam merespon rangsangan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Sifat kepribadian menggambarkan keadaan yang disengaja, yang
memotivasi perilaku aktual. Untuk menjelaskan hubungan kepribadian dan
kinerja, perilaku mengerjakan pekerjaan rumah berfokus pada serangkaian
kebiasaan dan perilaku yang konkret dalam aktivitas pendidikan yang
mempengaruhi kinerja siswa dalam kegiatan belajar. Kepribadian secara
konseptual dan empiris berkaitan dengan berbagai perilaku mengerjakan
pekerjaan rumah.
Lebih lanjut, perilaku mengerjakan pekerjaan rumah dapat diartikan sebagai
suatu aktivitas yang dilakukan individu dalam kegiatan akademik di sekolah.
Terdapat banyak bukti bahwa pekerjaan rumah dan perilaku belajar dapat
mempengarui kinerja akademis. Adapun aspek perilaku pekerjaan rumah yang
digunakan dalam menjelaskan hubungan kepribadian dan kinerja adalah secara
khusus, mengadopsi pendekatan harapan-nilai untuk motivasi pekerjaan rumah.
Trautwein dan rekannya mengusulkan saat siswa menganggap kontrol tinggi dan
melampirkan nilai tinggi dalam mengerjakan pekerjaan rumah, mereka akan
berusaha (effort) lebih keras dan konsentrasi (concentration) dalam melakukan
pekerjaan rumah (Trautwein, Ludtke, Kastens, & Koller, 2006; Trautwein,
Ludtke, Schnyder, dkk., 2006). Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa
konsentrasi dan usaha dalam belajar akan memberikan dampak positif bagi siswa
dalam proses akademik.
Berdasarkan paparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku
mengerjakan pekerjaan rumah merupakan suatu aktivitas individu dalam
merespon tugas yang diberikan guru dimana tugas diberikan kedalam bentuk
pekerjaan rumah dalam semua mata pelajaran. Perilaku mengerjakan pekerjaan
rumah pada penelitian ini berfokus pada usaha dan konsentrasi dalam
mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran matematika.

Tidak ada komentar: