Minggu, 08 Januari 2023

Karakteristik Achievement Goal (skripsi, tesis, disertasi)


Dalam hal achievement goal, Dinger, et al., (2013) menjelaskan bahwa
sumber tujuan penguasaan yaitu konsepsi pribadi tentang alam kecerdasan,
harapan keberhasilan, dan kompetensi yang dirasakan. Sedangkan, sumber tujuan
pendekatan kinerja meliputi harapan untuk sukses, takut gagal, dan dirasakan
kompeten, sedangkan sumber tujuan penghindaran kinerja hanya mencakup rasa
takut akan kegagalan. Achievement goal yang efektif dapat dievaluasi berdasarkan
orientasi tujuan, spesifisitas tujuan dan komitmen tujuan (Locke & Latham,
2002). Adapun ketiga achievement goal dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Orientasi Tujuan (Goal Orientation)
Dalam konteks belajar, orientasi tujuan adalah fokus umum atau tujuan
untuk berprestasi yang dimiliki oleh individu. Adapun faktornya adalah
sebagai berikut teori kecerdasan implisit, harapan akan kesuksesan,
kompetensi yang dirasakan, dan takut gagal. Dalam kerangka kerja
achievement goal 2x2, Elliot (2008) menggolongkan orientasi tujuan
menjadi dua dimensi, yaitu definisi (penguasaan dan kinerja) dan valensi
(pendekatan dan penghindaran). Sebuah tujuan pendekatan penguasaan,
berfokus pada pengembangan kompetensi dan penguasaan tugas, sedangkan
tujuan penguasaan-penghindaran berfokus pada pengembangan kompetensi
tapi juga menghindari kesalahan. Tujuan pendekatan kinerja, berfokus pada
menunjukkan kompetensi dibandingkan dengan orang lain, sedangkan
tujuan penghindaran kinerja, berfokus pada menghindari munculnya
ketidakmampuan.
2. Spesifisitas Tujuan (Goal Specifity)
Spesifisitas tujuan mengacu pada tingkat tujuan yang ditetapkan oleh
setiap individu, menyangkut keterkaitan antara seberapa spesifik tujuan dan
apa yang ingin dicapai dalam suatu aktivitas akademik. Dalam hal ini,
spesifisitas tujuan merupakan kriteria batas tertentu fungsi orientasi tujuan
yang dimiliki oleh individu.
3. Komitmen Tujuan (Goal Commitment)
Komitmen tujuan adalah variabel perantara antara pencapaian tujuan
dan kinerja. Achievement goal bukan merupakan sumber motivasi tanpa
adanya komitmen tujuan. Komitmen tujuan akan mendorong individu untuk
mengembangkan motivasi, serta penerimaan diri secara utuh mengenai
kompetensi yang dimiliki dan tujuan yang akan dicapai. Individu perlu
mengembangkan sebuah tujuan komitmen yang tinggi dan fleksibel dalam
setiap melakukan aktivitas.
Berbeda dengan Ames dan Archer (1988 dalam Schunk, Pintrich, dan
Meece 2008: 185) menyatakan karakteristik achievement goal sebagai berikut :
1. Tujuan Penguasaan (Mastery Goal)
Mastery goal merupakan suatu orientasi motivasional yang dimiliki
individu dan menekankan diperolehnya pengetahuan dan perbaikan diri.
Orientasi tujuan penguasaan didefinisikan sebagai fokus pada pembelajaran,
menguasai tugas sesuai dengan standar yang ditetapkan sendiri atau
pengembangan diri, mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan atau
mengembangkan kompetensi, mencoba mencapai suatu hal yang
menantang, dan mencoba untuk mendapatkan pemahaman atau wawasan.
Woolfolk (2009) memaksudkan orientasi ini sebagai intens pribadi
untuk memperbaiki kemampuan dan memahami apa yang dipelajari, tanpa
memperdulikan buruknya performa yang ditampilkan seorang individu yang
memiliki orientasi tujuan penguasaan akan memfokuskan diri pada kegiatan
belajar, berusaha menguasai suatu tugas, mengembangkan keterampilan
baru, memperbaiki kompetensinya, menyelesaikan tugas yang menantang
dan berusaha untuk memperoleh pengalaman terhadap apa yang dipelajari.
Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa individu yang fokus pada tujuan
penguasaan lebih mungkin mengembangkan ilmu pengetahuan dan
kompetensi yang dimiliki dalam proses belajarnya dan pencapaian tugas.
Ormord (2008) menjelaskan bahwa gambaran mengenai karakteristik
individu dengan mastery goal adalah sebagai berikut (a) kompetensi dapat
berkembang dengan latihan dan usaha, (b) memilih tugas yang memberikan
kesempatan untuk belajar, (c) memberikan respon emosi negatif pada tugas
yang mudah, (d) memiliki motivasi instrinsik dalam mempelajari materi, (e)
menampilkan perilaku yang bersifat self regulated, (f) menggunakan strategi
belajar yang mengarah pada pemahaman, (f) melakukan evaluasi kinerja, (g)
menginterpretasikan kegagalan sebagai pembelajaran untuk berusaha secara
keras, (h) merasa puas terhadap kinerja yang dilakukan secara optimal, (i)
memandang guru sebagai panutan. Penjelasan tersebut dapat dimaknai
bahwa dengan adanya tujuan berbasis penguasaan materi dapat
meningkatkan sikap belajar yang positif, serta pencapaian tujuan secara
optimal.
2. Tujuan Kinerja (Performance Goal)
Performance goal berfokus pada menunjukkan kompetensi atau
kemampuan, dan bagaimana kemampuan yang dimiliki individu akan dinilai
relatif terhadap orang lain. Menurut Schunk, et al., (2008) menjelaskan
bahwa individu dengan performance goal yang kuat memiliki karakteristik
berusaha untuk mendapatkan peringkat tinggi dan tidak suka membuat
kesalahan saat mengerjakan tugas. Penjelasan tersebut dapat dimaknai
bahwa prestasi individu dievaluasi dari perbandingan kemampuan yang
dimiliki dengan kemampuan yang dimiliki orang lain.
Ormord (2008) menjelaskan bahwa terdapat beberapa karakteristik
performance goal, yaitu (a) kompetensi yang diimiliki individu bersifat
stabil, (b) menghindari tugas yang membuat tidak kompeten dan memilih
tugas yang dapat mendeskripsikan kompetensi, (c) mereaksi tugas yang
mudah dengan emosi bangga, (d) memandang usaha merupakan kompetensi
yang rendah, (e) memiliki motivasi ekstrinsik, (f) kurang menampilkan
perilaku belajar yang self regulated, (g) memandang kesalahan sebagai
tanda kegagalan, (h) strategi belajar yang hanya bersifat rote learning, (i)
evaluasi kinerja dilakukan dengan kerangka perbandingan orang lain, (j)
merasa puas ketika saat berhasil, (k) menginterpretasikan kegagalan sebagai
tanda rendahnya kemampuan yang dimiliki, (l) memandang guru sebagai
penilai. Penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa individu yang memiliki
tujuan berbasis kinerja lebih menekankan pada perkembangan kompetensi
berbasis kinerja dan evaluasi dengan kerangka perbandingan dengan orang
lain.
Lebih lanjut, menurut Maehr dan Midgley (1991, dalam Shunck, et al.,
2008) menjelaskan bahwa terdapat tiga karakteristik goal orientation yaitu:
1. Task-focused
Karakteristik siswa yang memiliki task focused yaitu suka belajar dari
pekerjaan rumahnya, alasan mereka mengerjakan pekerjaan sekolah karena
ingin belajar hal baru, dan ingin menjadi lebih baik.
2. Performance-approach
Karakteristik siswa yang memiliki performance approach yaitu ingin
menunjukkan pada guru bahwa dia lebih pintar dari siswa lain, ingin
melakukan hal yang lebih baik daripada siswa lain di kelas, siswa akan
merasa sangat baik bila menjadi satu-satunya yang dapat menjawab
pertanyaan guru di kelas.
3. Performance-avoid
Karakteristik siswa dengan performance avoid, di mana siswa sangat
penting tidak terlihat bodoh di kelas, alasan siswa mengerjakan tugasnya
agar orang lain tidak akan berpikir bahwa siswa itu bodoh dan agar tidak
terlihat tidak bisa mengerjakannya.
Menurut Elliot,et al.,(2011) menyatakan bahwa karakteristik achievement
goal sebagai berikut:
1. Task Approach
Task approach didefinisikan sebagai tujuan dengan pendekatan berbasis
tugas, kompetensi didefinisikan dalam istilah melakukan dengan baik
terhadap apa yang dibutuhkan tugas tersebut.
2. Task Avoidance
Tujuan penghindaran berbasis tugas difokuskan pada penghindaran
ketidakmampuan dalam mengerjakan tugas.
3. Self Approach
Tujuan ini, kompetensi didefinisikan di dalamnya syarat melakukan dengan
baik atau kurang baik dibandingkan dengan apa yang telah dilakukan di
masa lalu atau berpotensi untuk dilakukan di masa depan.
4. Self Avoidance
Tujuan penghindaran berbasis diri terfokus pada menghindari
ketidakmampuan diri dalam mengerjakan tugas.
5. Other Approach
Tujuan dengan pendekatan berbasis lainnya digunakan sebuah rujukan
evaluatif interpersonal. Dengan demikian, untuk tujuan tersebut, kompetensi
didefinisikan dalam hal melakukan dengan baik atau buruk dibandingkan
dengan orang lain.
6. Other Avoidance
Tujuan penghindaran lainnya terfokus pada penghindaran ketidakmampuan
lainnya dalam mengerjakan tugas.
Berdasarkan beberapa teori tentang karakteristik achievement goal oleh
beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik yang digunakan
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua valensi, yaitu pendekatan (approach) dan
penghindaran (avoidance), yang berbasis kinerja (performance) dan penguasaan
(mastery).

Tidak ada komentar: