Minggu, 15 Januari 2023

Aspek- Aspek Kematangan Emosi (skripsi, tesis, dan disertasi)


Walgito (2000) mengungkapkan ciri kematangan emosi adala sebagai
berikut:
a. Bahwa orang yang telah matang emosinya dapat menerima keadaan
dirinya maupun orang lain seperti apa adanya, sesuai dengan keadaan
sesungguhnya, dapat berfikir secara baik, serta dapat berfikir obyektif.
b. Orang yang telah matang emosinya mempunyai pemahaman akan
kekurangan dan kelebihannya.
c. Adanya kemampuan individu untuk mampu melakukan analisa secara
kritis.
Scheneider (1964) mengemukakan bahwa kematangan emosi
seseorang memiliki aspek-aspek sebagai suatu ciri sifat atau perilaku yang
dapat terlihat atau diobservasi, aspek tersebut yaitu :
a. Adequancy of emotional respon (kecukupan respon emosional) adalah
kemampuan seseorang untuk menampilkan respon emosional dengan
kadar yang tepat, tidak berlebihan atau kekurangan, yang berarti bahwa
respon-respon emosinya harus cocok dengan tingkat pertumbuhannya.
Orang dewasa yang seperti anak kecil menggunakan tangisan atau
ledakan kemarahan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya
merupakan ketidak matangan emosi. 
b. Emotional range and depth (jarak dan kedalaman emosi) adalah
kemampuan seseorang untuk menampilkan respon emosional yang
sesuai dengan rangsangan yang diterima. Kematangan emosi menuntut
adanya suatu perkembangan yang memadai sehingga mampu menjadi
dasar penyesuaian yang baik. Seseorang dikatakan belum mencapai
kematangan emosi adalah seseorang yang mempunyai perasaan
dangkal dan memperlihatkan sebagai seseorang yang telalu simpatik
atau seseorang yang memiliki kekurangan perasaan cinta, simpati,
perhatian dan keramahan
c. Emotional control (kontrol emosi) adalah kemampuan seseorang untuk
mengendalikan dan mengontrol emosi. Kontol emosi yang kurang atau
berlebihan akan menghambat penyesuaian sosial. Sikap dan perilaku
individu yang menunjukkan kurangnya kontrol emosi, antara lain,
kemarahan yang meledak-ledak yang ditunjukkan dengan perilaku
emosional misalnya dengan membanting barang ataupun berkelahi.
Kegagalan seseorang untuk mengatur perasaan merupakan salah satu
faktor penting yang ikut menentukan berhasil atau gagalnya seseorang
dalam mengendalikan emosi.
Singh dan Bhargave (Saimons, Duta & Dey, 2016) menjelaskan
bahwa aspek-aspek yang meliputi kematangan emosi, yakni :
a. Ketidakstabilan emosi (Emotional instability)
Ketidakstabilan emosi menunjukkan emosi yang berubahubah. Individu dengan emosi yang tidak stabil memiliki 
kecenderungan perubahan yang cepat dan tidak diduga dalam
reaksi emosinya. Ketidakstabilan emosi meliputi kurang mampu
merespon perubahan situasi dengan baik, tidak mampu menunda
respon terutama respon negatif, tidak bebas dari rasa takut yang
tidak beralasan dan tidak mengakui kesalahan.
b. Regresi emosi (Emotional regression)
Sebagai kemampuan untuk memonitor, mengevaluasi, dan
memodifikasi reaksi emosional individu untuk mencapai tujuan
individu tersebut. Kemampuan regulasi emosi yang baik dapat
membantu mengatasi perasaan menyalahkan diri sendiri, reaksireaksi emosional, dan mengurangi pandangan-pandangan negatif.
c. Penyesuaian sosial (Social maladjustment)
Penyesuaian sosial sebagai usaha individu dengan
kemampuan kapasitas yang dimilikinya untuk bereaksi secara
efektif dan memadai terhadap realitas sosial adapun tujuan dari
usaha tersebut adalah untuk memenuhi tuntutan sosial dengan cara
yang dapat diterima dan memuaskan bagi dirinya maupun bagi
lingkungannya. Penyesuaian sosial yang baik ditandai dengan
tampilnya respon-respon yang matang, efisien, memuaskan, dan
sehat.
d. Integrasi Kepribadian (Personality disintegration)
Merupakan kecenderungan reaksi yang bertentangan pada
individuyang tidak selaras dan terorganisir menjadi satu kesatuan 
atau merupakan suatu kondisi individu yang terdiri dari bentuk
perilaku, minat, sikap, kapasitas dan kemampuan serta penyesuaian
dan integrasi.
e. Kemandirian (Independence)
Merupakan sikap individu untuk dapat menjadi pribadi
yang mandiri dan dapat mengontrol oranglain dalam mengambil
sebuah keputusan berdasarkan fakta dengan memanfaatkan
intelektual yang dimiliki. Dengan kata lain, Individu yang tidak
mempunyai kebebasan akan bergantung pada orang lain dalam
mengambil keputusan dan tidak dapat diandalkan.

Tidak ada komentar: