Menurut Hiregar (2020:26)menyatakan :“Teori AISAS model perilaku komunikasi digital yang diciptakan oleh Dentsu, yang mana merupakan seorang agen periklanan di Jepang pada tahun 2005. Teori AISAS ini terdiri dari lima, yaitu Attention(perhatian), Interest(ketertarikan), Search(pencarian), Action(aksi), dan Share(berbagi).AISAS menjelaskanbahwa mengenai terjadinya perubahan yang signifikan terhadap pola perilaku konsumen semenjak hadirnyateknologi komunikasi dan informasi atau media baru yaitu internet.”Berdasarkan Teori AISAS yang dikutip oleh Hiregar (2020:26)juga didapatkan bahwaefek yang diusulkan di masa media baruinisebagai berikut : a.Attention, dimana calon konsumen memperhatikan produk yang diiklankan melalui berbagai media seperti media elektronik dan media social. b.Interest, dimana adanyaketertarikan terhadap produk yang bersifat pasif, seperti suatu cara untuk memotivasi khalayak untuk mencari informasi mengenai produk, service dan iklan. c.Search,dimana beradaditahap pencarian dalam memperoleh informasi mengenai produk, hal ini sebagai tahap peralihan, dari proses individual ke sosial yang mana konsumen telah bertanya dan masuk dalam kategori zona aktif. d.Action,dimana terdapatinteraksi yang tidak sebatas dilevel informasi namun telah masuk kedalam ranah physical interaction.
e.Share, dimana merupakantahapan terakhir yang menandakan produk atau brand telah berhasil dipasarkan yaitu di saat konsumen menyebarluaskan danmerekomendasikan produk atau brand kepada orang lain.2.1.7.Indikator Digital MarketingDalam kegiatannya digitalmarketingmemiliki alat ukur yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatannya yang disebut indikator, Indikator Digital Marketingmenurut Yazer Nasdini (2012:32) yang dikutip oleh (Aryani, 2021:26)yaitu :a.Accessibility(Aksessibilitas): Kemampuan pengguna dalammengakses informasi dan layanan yang telah disediakan secara online,seperti periklanan, atau dapat dikatakan sebagai cara agar pengguna dapat mengakses situs sosial media atau media digital yang digunakan.b.Interactivity(Interaktivitas): Tingkat komunikasi dua arah yang mengacu pada kemampuan timbal balik komunikasi antara pelaku usaha selaku penjual dan pengiklan dengan konsumen, dan menanggapi input/masukanyang mereka terima.c.Entertainment(Hiburan): Kemampuan pelaku usaha dalam memberikan hiburan kepada konsumen, seperti beriklan, dimana dimaksudkan untuk memberi kesenangan atau hiburan kepada konsumen. Pada umumya banyak iklan yang memberikan hiburan sambil menyisipkan informasi-informasi mengenai usaha atau produk.d.Credibility(Kepercayaan): Bagaimana tingkat kepercayaan konsumen terhadap iklan online yang muncul, atau sejauh mana iklan tersebut dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya oleh konsumen, tidak memihak, kompeten, kredibel dan spesifik, tidak berbelit.e.Irritation(Kejengkelan): Gangguan yang terjadi dalam suatu iklan online, seperti manipulasi iklan sehingga mengarah pada penipuan atau pengalaman buruk konsumen tentang periklanan online. f.Informativeness(Informatif): Kemampuan dari iklan tersebut, untuk memberikan informasi kepada konsumen adalah hakekat dari sebuah iklan. Iklan juga harus memberikan gambaran yang sebenarnya tanpa unsur maanipulasi atau pembohongan mengenai sebuah produk sehingga bisa memberikan keuntungan ekonomis bagi konsumen. Indikator ini menjadi penunjang sejauh mana penerapan digital marketingyang digunakan sesuai dengan faktor –faktor pendorong keberhasilannya. Keberhasilan dari digital marketingdapat mengacu pada poin –poin tersebut, seperti aksessibilitas, interktivitas, hiburan, kepercayaan, kejengkelan, dan informatif. Dengan adanya indikator ini para pelaku usaha dapat semakin memaksimalkan dan paham mengenai penggunaan digital marketingsebagai media pemasaran usaha.Sehingga dalam pengaplikasiannya dapat meminimalisir kebingungan dan kesalahanyang tidak diharapkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar