Selasa, 20 Desember 2022

Dimensi dan Indikator untuk Mengukur Motivasi Kerja (skripsi, tesis, dan disertasi)

Menurut Alderfer (1969), motivasi kerja memiliki dimensi dan indikator berikut ini:1)Kebutuhan keberadaan. Dimensi ini memiliki beberapa indikator, yaitu kondisi kerja, keamanan dan upah.2)Kebutuhan berhubungan. Dimensi ini memiliki beberapa indikator, yaitu hubungan antar individu karyawan, memiliki rasa tanggung jawab, dan menjadi bagian dari pekerjaan.
 3)Kebutuhan pengembangan. Dimensi ini memiliki beberapa indikator, yaitu adanya promosi jabatan, pencapaian prestasi, pengakuan status, dan kemajuan.Maslow (1943) menyebutkan terdapat beberapa dimensi untuk mengukur motivasi kerja karyawan:a)Kebutuhan aktualisasi diri (kreativitas, dan ekspresi diri).b)Kebutuhan pengharapan (penghargaan dari orang lain, ego atau kebutuhan akan status).c)Kebutuhan sosial. (berhubungan dengan orang lain, berkelompok).d)Kebutuhan akan rasa aman (keamanan kerja, tanggung jawab, ancaman, dan kehilangan).e)Kebutuhan fisiologis (gaji, bonus, tidur, dan seks).Hezberg (1959) menyebutkan motivasi kerja dapat diukur dengan dua dimensi. Dimensi tersebut ialah motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik ini berupa upah, bonus, dan kondisi kerja. Motivasi intrinsik berupa kepuasan kerja dan tanggung jawab.Sedangakan menurut Zameer et all.(2014) motivasi kerja memiliki dua faktor, yaitu faktor moneter dan faktor non-moneter. Faktor monetere meliputi upah, bonus, dan intensif individu khusus. Dan faktor non-moneter meliputi kondisi kerja, status pekerjaan, keamanan kerja, pengayaan pekerjaan.

Tidak ada komentar: