Menurut Atep (2003) beberapa hal yang harus dilakukan oleh organisasi
pemerintah pusat dan daerah dalam menerapkan pemberdayaan pegawai, yaitu :
a. Para pemimpin/ manajer dan penyelia membagi tanggung jawabnya
kepada bawahannya.
b. Melatih penyelia dan bawahannya bagaimana pendelegasian dan
menerima tanggung jawab.
c. Melakukan komunikasi dan umpan balik dari pimpinan penyelia kepada
bawahannya.
d. Memberikan penghargaan dan pengakuan sebagai hasil dari evaluasi
kepada pegawai atas jasa dan kontribusinya kepada organisasi.
(Atep, 2003)
Menurut Tjiptono di dalam Manajemen Perubahan, 2005 beberapa
strategi dalam pemberdayaan pegawai, adalah :
1. Brainstorming, merupakan upaya pemberdayaan yang dilakukan
dengan mendorong para pegawai untuk berani mengungkapkan ide dan
pemikiran dalam pemecahan masalah. Dalam hal ini pimpinan hanya
bertindak sebagai katalisator untuk mendukung kelancaran jalannya
diskusi. Namun demikian harus memahami permasalahan dan punya
jurus tertentu untuk mengatasinya.
2. Gugus kualitas (Quality Cycle)
Dalam gugus kualitas para pegawai mengadakan secara teratur untuk
mengidentifikasi, menganjurkan, dan membuat perbaikan lingkungan
kerja. 3. Kotak Saran
Cara ini dilakukan untuk menjaring berbagai masukan dari semua
lapisan pegawai tanpa harus bertemu muka dengan pihak yang diberi
masukan, kritik dan saran. Biasanya kotak suara diletakkan pada
tempat terbuka dimana pegawai mudah untuk mendatangi.
4. Management by Walking Around
Strategi ini dilakukan oleh pimpinan untuk memonitor para pegawai
dengan cara berbicara dan melihat langsung proses pekerjaan dan
memperoleh berbagai masukan langsung. Dengan demikian para
pegawai akan memahami pekerjaan mereka dan pimpinan cepat
mengetahui berbagai kendala yang dihadapi, selanjutnya mencarikan
solusi sesuai kewenangannya.
(Tjiptono, 2005)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar