Berikut ini beberapa teori tentang sebab-sebab timbulnya
sengketa, antara lain :
a. Teori hubungan masyarakat
Teori hubungan masyarakat, menitikberatkan adanya
ketidakpercayaan dan rivalisasi kelompok dalam masyarakat. Para
penganut teori ini memberikan solusi-solusi terhadap konflik-konflik
yang timbul dengan cara peningkatan komunikasi dan saling
pengertian antara kelompok-kelompok yang mengalami konflik, serta
pengembangan toleransi agar masyarakat lebih bisa saling menerima
keberagaman dalam masyarakat (Takdir Rahmadi, 2011: 8).
b. Teori negosiasi prinsip
Teori negosiasi prinsip menjelaskan bahwa konflik terjadi
karena adanya perbedaan-perbedaan diantara para pihak. Para
penganjur teori ini berpendapat bahwa agar sebuah konflik dapat
diselesaikan, maka pelaku harus mampu memisahkan perasaan
pribadinya dengan masalah-masalah dan mampu melakukan
negosiasi berdasarkan kepentingan dan bukan pada posisi yang sudah
tetap (Takdir Rahmadi, 2011: 8).
c. Teori identitas
Teori ini menjelaskan bahwa konflik terjadi karena
sekelompok orang merasa identitasnya terancam oleh pihak lain.
Penganut teori identitas mengusulkan penyelesaian konflik karena
identitas yang terancam dilakukan melalui fasilitasi lokakarya dan
dialog antara wakil-wakil kelompok yang mengalami konflik dengan
tujuan mengidentifikasikan ancaman-ancaman dan kekhawatiran
yang mereka rasakan serta membangun empati dan rekonsiliasi.
Tujuan akhirnya adalah pencapaian kesepakatan bersama yang
mengakui identitas pokok semua pihak (Takdir Rahmadi, 2011: 9).
d. Teori kesalahpahaman antar budaya
Teori kesalahpahaman antar budaya menjelaskan bahwa
konflik terjadi karena ketidakcocokan dalam berkomunikasi diantara
orang-orang dari latar belakang budaya yang berbeda. Untuk itu,
diperlukan dialog antara orang-orang yang mengalami konflik guna
mengenal dan memahami budaya masyarakat lainnya, mengurangi
stereotipe yang mereka miliki terhadap pihak lain (Takdir Rahmadi,
2011: 9).
e. Teori transformasi
Teori ini menjelaskan bahwa konflik dapat terjadi karena
adanya masalah-masalah ketidaksetaraan dan ketidakadilan serta
kesenjangan yang terwujud dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat baik sosial, ekonomi maupun politik. Penganut teori ini
berpendapat bahwa penyelesaian konflik dapat dilakukan melalui
beberapa upaya seperti perubahan struktur dan kerangka kerja yang
menyebabkan ketidaksetaraan, peningkatan hubungan, dan sikap
jangka panjang para pihak yang mengalami konflik, serta
pengembangan proses-proses dan sistem untuk mewujudkan
pemberdayaan, keadilan, rekonsiliasi dan pengakuan keberadaan
masing-masing (Takdir Rahmadi, 2011: 9).
f. Teori kebutuhan atau kepentingan manusia
Pada intinya, teori ini mengungkapkan bahwa konflik dapat
terjadi karena kebutuhan atau kepentingan manusia tidak dapat
terpenuhi/ terhalangi atau merasa dihalangi oleh orang/ pihak lain.
Kebutuhan dan kepentingan manusia dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu substantif, prosedural, dan psikologis.
Kepentingan substantif (substantive) berkaitan dengan kebutuhan
manusia yang yang berhubungan dengan kebendaan seperti uang,
sandang, pangan, papan/rumah, dan kekayaan. Kepentingan
prosedural (procedural) berkaitan dengan tata dalam pergaulan
masyarakat, sedangkan kepentingan psikologis (psychological)
berhubungan dengan non-materiil atau bukan kebendaan seperti
penghargaan dan empati (Takdir Rahmadi, 2011: 10)
Rabu, 16 November 2022
Sebab-sebab Timbulnya Sengketa (skripsi, tesis, disertasi)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar