Kamis, 10 November 2022
Persepsi (skripsi, tesis, disertasi)
Persepsi merupakan cara bagaimana seseorang melihat dan menaksirkan suatu
obyek atau kejadian. Seseorang akan melakukan tindakan sesuai persepsinya, sehingga
persepsi memiliki peranan yang sangat penting dalam mempengaruhi perilaku
seseorang (Chartrand & Bargh 1999). Adapun Myers (2012) mengatakan bahwa
persepsi merupakan sebuah arahan seseorang untuk berperilaku. Persepsi dapat
menjadi panduan atas tindakan berdasarkan makna yang diberikan pada stimulus yang
dirasakan. Pengertian ini didasarkan pada saat terdapat suatu stimulus yang menarik
perhatiannya, maka yang akan terjadi adalah suatu proses perceiving dan meaning.
Selain itu terdapat pula interpretasi terhadap simbol-simbol yang ada pda stimulus
tersebut. Proses persepsi tersebut dipengaruhi oleh konteks di mana individu tersebut
berada.
Seseorang yang mengalami suatu persepsi selalu melalui suatu proses tertentu.
Proses tersebut dimulai saat diterimanya rangsangan melalui alat penerima, kemudian
diteruskan ke otak. Dalam otak terjadi proses psikologis yang menyebabkan seseorang
sadar tentang apa yang dialaminya. Sehingga menurut Swanky (2006), suatu proses
psikologis merupakan suatu persepsi jika terdapat karakteristik berikut, yaitu adanya
obyek yang dipersepsikan, alat indra (reseptor) dan perhatian. Selama proses
mempersepsi suatu obyek, individu dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu, seperti
pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan, dan motivasi serta
tujuan. Adapun faktor eksternal yaitu berupa rangsangan itu sendiri dan faktor
lingkungan di mana persepsi itu berlangsung. Sehingga dengan demikian pada suatu
objek yang sama, setiap individu dapat memiliki persepsi yang berbeda satu sama
lainnya.
Adapun proses terjadinya persepsi menurut Niven (2002) yaitu dimulai dari:
(a) Tahap penerimaan rangsangan yang ditentukan oleh faktor dari dalam dan faktor
dari luar manusia itu sendiri yang meliputi : (1) Faktor lingkungan yaitu sosial,
21
politik, dan ekonomi, (2) Faktor konsepsi yaitu pendapat dari teori seseorang
tentang manusia dengan segala tindakannya, (3) Faktor yang berkaitan dengan
dorongan dan tujuan seseorang untuk menafsirkan suatu rangsangan, (4) Faktor
pengalaman masa lalu atau latar belakang kehidupan yang akan menentukan
kepribadian seseorang; (b) Proses seleksi dilakukan karena keterbatasan manusia
dalam menerima rangsangan; dan (c) Proses penutupan di mana proses ini terjadi
karena keterbatasan tingkat kemampuan seseorang dalam menerima rangsangan
dan kemudian kekurangan informasi ditutupi dengan pengalaman sendiri.
Berbagai bentuk peran serta masyarakat pada dasarnya sangat dipengaruhi
antara lain oleh persepsi masyarakat terhadap lingkungannya yaitu bagaimana
masyarakat tersebut memandang lingkungannya. Pemahaman terhadap lingkungan
ini diperoleh melalui proses mengamati dengan panca indera yang kemudian
diinterpretasikan menjadi suatu pengertian/pengetahuan. Penafsiran yang muncul
tersebut dapat pula diperoleh dengan cara membandingkan keadaan sebelumnya
dengan keadaan saat ini. Pemahaman yang terbentuk inilah yang akan
mempengaruhi sikap dan perilaku masyarakat dalam berperan serta terhadap suatu
bentuk aktivitas di lingkungannya (Santoso, 2003).
Pengelolaan lingkungan menurut Soemarwoto (2008) merupakan usaha
secara sadar untuk memelihara dan atau memperbaiki mutu lingkungan agar
kebutuhan dasar dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan lingkungan
harus bersifat lentur dikarenakan persepsi yang tidak sama untuk semua golongan
masyarakat tentang kebutuhan dasar, terutama untuk kelangsungan hidup dan terus
berubah dari waktu ke waktu. Para pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan
termasuk masyarakat di dalamnya sebagaimana yang dinyatakan oleh Musselwhite
& Herath (2004) dan Ngakan dkk (2006) memiliki persepsi dan sikap yang sesuai
dengan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Respon pemangku kepentingan
dapat berubah dari waktu ke waktu dipengaruhi oleh dinamisnya kondisi
lingkungan. Adapun Yuwono (2006), dan Suryaningsih dkk (2012) menyimpulkan
bahwa persepsi masyarakat dipengaruhi oleh karakteristik individu diantaranya
umur, pendidikan, pendapatan, pekerjaan, pengalaman usaha tani, kekosmopolitan,
penyuluhan dan pemahaman program. Merujuk beberapa pengertian mengenai persepsi di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa persepsi masyarakat memberi dampak pada sikap dan perilaku
seseorang terhadap permasalahan yang ada. Kaitannya dengan pengelolaan
lingkungan, persepsi yang negatif terhadap lingkungan kemungkinan akan
menyebabkan timbulnya perilaku yang negatif juga dan begitu pula sebaliknya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang antara lain
karakteristik individu seperti umur, latar belakang pendidikan, pengalaman,
pekerjaan, pendapatan, penyuluhan dan pemahaman program.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar