Sabtu, 12 November 2022

Pengaruh Celebrity endorser terhadap minat beli konsumen (skripsi, tesis, disertasi)

 Trustworthiness (kepercayaan) mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki kejujuran, ketulusan, dan dapat dipercaya. Sumber yang dapat dipercaya secara sederhana berarti endorser sebuah merek secara bertahap mampu membuat audiens memiliki kepercayaan pada apa yang mereka katakan. Jika sumber atau endorser tersebut adalah endorser maka trustworthiness lebih mengarah pada kemampuan endorser untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen akan suatu produk. Kepercayaan mencerminkan sejauh mana kepercayaan konsumen pada katakata endorser tentang merek yang diiklankan ( Arora dan Sahu, 2014). Priester dan Petty (2003) mencatat bahwa jika endorser yang dianggap sangat dapat dipercaya, membuat konsumen tidak mungkin meneliti pesan iklan lebih detail dan konsumen tanpa berpikir dapat menerima kesimpulan dari iklan. Jika informasi berasal dari sumber yang dapat dipercaya, maka sikap, nilai, dan pendapat konsumen dapat dipengaruhi oleh internalisasi. Internalisasi terjadi apabila sumber mempengaruhi sikap pribadi dari konsumen 19 (Ohanian, 1990). Apabila Endorser yang mendukung produk dipercaya maka dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen (Khong dan Wu, 2013). Expertise (keahlian) mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang mereka dukung. Keahlian adalah pengetahuan dan pengalaman endorser tentang merek yang diiklankan (Arora dan Sahu, 2014). Menurut Shimp (2003), Seorang endorser yang dipandang sebagai seorang yang ahli pada merek yang didukungnya akan lebih persuasif dalam menarik konsumen untuk melakukan pembelian produk daripada seorang endorser yang tidak dipandang sebagai seorang yang ahli. Endorser dianggap 'ahli' ketika mereka mendukung produk yang berkaitan dengan daerah-daerah yang telah membuat mereka populer (Biswas, Hussain, dan O’Donnell, 2006). Misalnya, atlet dianggap ahli ketika mendukung produk yang berhubungan dengan olahraga. Model dianggap sebagai memiliki keahlian yang berkaitan dengan produk kecantikan dan barang-barang fashion. Keahlian endorser adalah menyediakan konsumen informasi yang lebih konkrit pada penawaran produk, yang kemudian dapat menyebabkan sikap yang menguntungkan terhadap merek dan mempengaruhi perilaku pembelian mereka (Magnini, Honeycutt, dan Cross, 2008). Keahlian yang dimunculkan oleh endorser dapat meningkatkan sikap positif dan minat beli konsumen (Khong dan Wu, 2013). Attractiveness (daya tarik) diindikasikan sebagai indikator penting dari efektivitas endorser dalam sejumlah literatur. Secara karakteristik, attratctiveness 20 didefinisikan sebagai atribut alami yang melekat pada diri endorser seperti kecantikan/ketampanan, kepribadian, familiaritas, dan kesan positif dari konsumen yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen (Choi dan Rifon, 2007). Identifikasi adalah terkait dengan sesuatu yang disukai dan daya tarik, dan ini bisa dibilang proses yang terbaik untuk menjelaskan persuasi oleh endorser. Daya tarik merupakan karakteristik dari endorser yang menarik konsumen yang ditargetkan (Arora dan Sahu, 2014). Paling penting adalah Physical attractiveness yang sering dianggap sebagai prediktor dari keefektifan sebuah iklan yang akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk yang diiklankan (Till dan Bluster 2000). Bryne et. Al (2003) mengatakan bahwa, meskipun endorser berpenampilan menarik dapat meningkatkan sikap konsumen terhadap iklan dan produk, pengaruh mereka terhadap niat beli konsumen masih ambigu. Menurut Khong dan Wu (2013), daya tarik endorser dapat meningkatkan kesadaran merek dan mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Respect mewakili kualitas individu yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas pencapaian pribadi. Endorser dihargai karena kemampuan akting mereka, ketrampilan berolah raga, kepribadian atau kualitas argumentasi politiknya. Endorser yang dihormati juga umumnya disukai karena perilaku mereka, penampilan fisik atau ciri-ciri lainnya (Bryne, Whitehead dan Breen, 2003). Respect adalah apresiasi dari kualitas atau penghargaan karena perbuatan umum dari endorser (Arora dan Sahu, 2014). Charbonneau dan Garland (2005) menemukan bahwa menggunakan endorser yang kredibel dan dihormati atau atlet sebagai penyampai pesan akan 21 lebih efektif daripada menggunakan model biasa karena pesan tersebut lebih dapat diterima secara positif oleh konsumen dan mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian. Endorser dapat memberikan makna untuk iklan dengan kehalusan ekstra, kedalaman dan kekuatan. Endorser biasanya berhubungan dengan status yang tinggi karena pengakuan masyarakat, kualitas ekstra dan yang mereka dapatkan melalui paparan secara berulang dari media (La Eerie dan Sejung, 2005). Ketika konsumen menghormati dan menyukai endorser maka hal tersebut dapat meningkatkan ekuitas merek melalui efek positif dan terkait dengan keyakinan merek dan sikap konsumen terhadap produk (Shimp, 2010). Menurut Sidharta (2014), respect pada endorser dapat meningkatkan citra merek dan hal tersebut dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Similarity (Kesamaan dengan target konsumen yang dituju) mengacu pada kesamaan antara endorser dan konsumen dalam hal umur, jenis kelamin, etnis, status sosial dan sebagainya (Shimp 2007). Similarity mengacu pada kualitas dari endorser yang sesuai dengan target konsumen terkait pada karakteristik yang sama, seperti kesamaan jenis kelamin, usia dll (Arora dan Sahu, 2014). Menurut Cialdini (2007) bahwa konsumen menyukai orang yang mirip dengannya dan bahwa fakta ini tampaknya berlaku apakah kesamaan dalam bidang pendapat, ciriciri kepribadian, latar belakang atau gaya hidup. Sementara itu, Shimp (2010) menyatakan bahwa kesamaan antara endorser dan penonton sangat penting ketika ada berbagai macam produk atau jasa yang ditawarkan dan di mana penontonnya heterogen karena dapat mempengaruhi perilaku penonton tersebut. Dalam kasus tersebut, juru bicara yang dianggap mirip dengan penonton cenderung memiliki 22 pengaruh terbesar dalam mempengaruhi sikap dan pilihan mereka. Menurut Arora dan Sahu (2014), adanya kesamaan antara endorser dengan konsumen dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen dan membuat konsumen tertarik untuk membeli suatu merek

Tidak ada komentar: