Kotler dan Keller (2016:235) mengemukakan bahwa terdapat
lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pengambilan
keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian
informasi,evaluasi alternatif keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian model berdasarkan
tahapan secara berurutan mengenai proses keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konsumen yang terdiri atas:
1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan
internal atau eksternal. Dalam kasus pertama yaitu yang dicetuskan
oleh rangsangan internal, salah satu kebutuhan umum seseorang
misalkan haus mencapai ambang batas tertentu dan mulai menjadi
pendorong untuk mencari air minum. Dalam kasus kedua,
kebutuhan ditimbulkan oleh rangsangan eksternal. Seseorang bisa
mengagumi mobil baru rekan kerjanya yang memicu pemikiran
tentang kemungkinan melakukan pembelian.
2. Pencarian Informasi
Seorang konsumen yang terangsang akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Dalam hal ini dapat dibagi kedalam
dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih ringan
dinamakan penguatan perhatian. Pada level ini, orang hanya
sekedar lebih peka terhadap informasi produk. Pada level
selanjutnya, orang itu mungkin mulai aktif untuk mencari
informasi: mencari bahan bacaan, menelepon temannya,
mengunjungi toko untuk mengetahui detail mengenai produk
tertentu.
33
3. Evaluasi Alternatif
Tidak ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh
semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi
pembelian. Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan
model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen
sebagai proses yang berorientasi kognitif. Yaitu model tersebut
menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan
sangat sadar dan rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu
kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen
berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua, konsumen mencari manfaat
tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen memandang masingmasing produk sebagai sekumpulan atribut dengan kemampuan
yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan itu.
4. Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi merek
produk yang ada dalam kumpulan pilihan mereka. Konsumen juga
dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai.
Dalam melaksanakan maksud pembelian, konsumen bisa
mengambil lima sub keputusam yaitu merek (merek produk apa
yang akan dipilih), dealer (penyalur), kuantitas (berapa banyak
produk yang akan dibeli), waktu (kapan akan melakukan pembelian), dan metode pembayaran (keputusan tentang cara dan
prosedur pembelian).
5. Perilaku Pasca Pembelian
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli oleh konsumen,
melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah
pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat
kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan
konsumen terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku
konsumen berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan
memperlihatkan peluang membeli dalam kesempatan berikutnya
dan akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang
produk yang bersangkutan serta merekomendasikannya kepada
orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian merasa
ketidakpuasan dengan produk yang telah dibelinya, maka
konsumen akan merubah sikapnya terhadap merek tersebut menjadi
sikap yang negatif, bahkan mungkin tidak akan melakukan
pembelian ulang terhadap produk tersebut. Oleh karena itu, para
pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan
pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar