Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran (marketing mix)
yang menimbulkan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan, sedangkan ketiga
unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi, dan distribusi)
menyebabkan timbulnya biaya (pengeluaran). Menurut Kotler dan
Amstrong (2015:151), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
barang atau jasa atau jumlah nilai uang yang ditukar konsumen atas manfaatmanfaat karena memiliki atau menggunakan barang atau jasa tersebut. Harga
disebut sebagai salah satu bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana setiap
saat dapat berubah-ubah menurut waktu dan tempatnya, maka dari itu konsumen
cukup memperhatikan hal ini sebelum memutuskan untuk membeli. Harga juga
mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksudkan dari produk atau merek
perusahaan ke pasar.ada lima tujuan utama dalam menetapkan harga Menurut
Kotler dan Keller (2016: 76) yaitu:
1. Kemampuan Bertahan
Kemampuan Bertahan merupakan tujuan jangka pendek dan jangka panjang
dimana perusahaan harus mempelajari cara menambah nilai atau
menghadapi kepunahan.
2. Laba saat ini Maksimum
Perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan memaksimalkan laba
saat ini, yaitu memperkirakan permintaan dan biaya yang berasosiasi
dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan laba saat ini,
15
arus kas, atau tingkat pengembalian atas investasi maksimum. Strategi ini
mengasumsikan bahwa perusahaan mempunyai pengetahuan atas fungsi
permintaan dan biayanya.
3. Pangsa Pasar Maksimum
Hampir keseluruhan perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasar
mereka. Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan, biaya
unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin tinggi.
Strategi penetapan harga penestrasi pasar dapat diterapkan dalam kondisi:
1) Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga rendah yang
merangsang pertumbuhan pasar.
2) Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya
pengalaman produksi.
3) Harga rendah mendoorong persaingan aktual dan potensial.
4. Pemerahan Pasar Maksimum (Market Skimming Pricing) Pada awalnya
menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan
semakin lama akan terus turun harganya.
Pemerahan pasar maksimum digunakan dalam kondisi sebagai berikut:
1) Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang
tinggi.
2) Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi hingga
menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga maksimum
yang mampu diserap pasar.
3) Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing ke pasar.
4) Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
Namun, bisa menjadi fatal jika ada pesaing besar yang memutuskan
menurunkan harga.
5. Kepemimpinan Kualitas Produk Berbagai macam merek berusaha menjadi
“kemewahan terjangkau” untuk barang atau jasa yang ditentukan
karakternya oleh tingkat kualitas anggapan, selera dan status yang tinggi
dengan harga yang cukup tinggi agar tidak berada diluar jangkauan
konsumen.
Menurut Stanton dalam Widodo (2016: 30) menyebutkan beberapa indikator harga
antara lain:
1) Keterjangkauan harga, yaitu penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan
sesuai dengan kemampuan daya beli konsumen. Konsumen dapat menjangkau
harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu penetapan harga yang
dilakukan perusahaan yang disesuaikan dengan kualitas produk yang dapat
diperoleh konsumen.
3) Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang dilakukan oleh perusahaan
berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh perusahaan lain pada jenis
produk yang sama.
4) Kesesuaian harga dengan manfaat, yaitu penetapan harga yang dilakukan oleh
perusahaan yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari
produk yang dikonsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar