1)Lack of Social Support (Kurangnya dukungan sosial)Kurangnya dukungan sosial telah ditemukan dapatmeningkatkan burnout pada beberapa penelitian. Enam fungsi dukungan sosial, yaitu:mendengarkan, dukungan profesional, tantangan profesional, dukungan emosional, tantanganemosional, dan
berbagi realitas sosial. Mendengarkan dalam artian memberikan saran atau membuatpenilaian. Dukungan emosional dimaknai dengan adanya seseorang yang selalu mendampingi danmenghargai apa yang di lakukan. Hal tersebut merupakan fungsi yang paling penting untukmengurangi burnout. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya dukungansosial dan dukungan emosional sehingga dapat meminimalkan burnout yang dialami.2)Demographic Factors (Faktor demografis)Penelitian telah secara konsisten melaporkan bahwa burnout lebih mungkin terjadi pada priadaripada wanita dan individu yang masih lajang. Melihat temuan dari penelitian ini dapatdisimpulkan bahwa laki-laki lebih rentan terhadap burnout daripada wanita. Laki-laki lebihmembutuhkan dukungan dan bantuan sosial. Kurangnya dukungan sosial terhadaplaki-laki dapatmenyebabkan perasaan terasing dan kekecewaan, yang mengarah keburnout jika tidak diidentifikasidan langkah-langkah pencegahan yang diambil. Seseorang yang masih singel juga mengalamitingkat burnout yang lebih tinggi. Orang-orang yang masih sendiri sering kekurangan dukungansosial di rumah dan menghabiskan berjam-jam dengan aktivitas diluar ruamah. Ketika imbalandiharapkan tidak konsisten dengan upaya yang dilakukan, perasaan kekecewaan, kesepian danbahkan kemarahan bisa menjadi konsekuensinya. Imbalan tidak dianggap sebagai sepadan denganusaha, maka hasilnya adalah rasa
ketidakpuasan yang ekstrim. Perlunya dukungan sosial daninteraksi dengan orang lain sangat penting bagi mereka yang masih single.3)Self-Concep (Konsep diri)Studi tentang burnout menunjukkan bahwa individu dengan konsep diri yang tinggi lebih terhadapstres dan lebih mungkin untuk mempertahankan rasa prestasi pribadi saat belajar di bawah tekanan.Seseorang sering merasa bahwa rasa harga diri dan rasa memiliki terpengaruh ketika merekamenjadi kecewa dan putus asa.4)Role Conflict and Role Ambiguity (Peran Konflik dan peran Ambiguitas)Individu memiliki rasa konflik ketika peran dan tuntutan yang tidak pantas, tidak kompatibel, dantidak konsisten dibebankan pada mereka.Ketika dua atau lebih perilaku peran yang tidak konsistenini dialami oleh seorang individu, maka akibatnya adalah konflik peran. Ketika individu tersebuttidak dapat mendamaikan inkonsistensi antara perilaku peran yang diharapkan, mereka mengalamikonflik. Sedangkan ambiguitas peran adalah ketika Seseorang tidak memiliki informasi yangkonsisten mengenai tujuan mereka, tanggung jawab, hak, dan kewajiban dan bagaimana merekadapat melaksanakannya dengan baik.5)Isolation (Isolasi)
Saat dimana individu sebagai pemula disuatu profesi dengan keyakinan mereka sekarang akanmenjadi milik kelompok tersebut. Namun kenyataannya kondisi tersebut membuat individu rentanmendapatkan kritik. Sehingga kurangnya dukungan sosial menghasilkan perasaan kesepian danisolasi. Dimana individu merasa perasaan tidak ditangani, kekecewaan adalah perkembangan alamiyang akhirnya mengarah ke burnout (Khairani, 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar