Konsep burnout pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Freudenberger seorang psikolog klinis yang praktik di New York, istilah tersebut digunakan pada tahun 1973 dalam jurnal psikologi yang membahas sindrom “burnout”. Istilah 'burnout' telah digunakan padatahun 1960 yang mengacu pada efek dari penyalahgunaan narkoba oleh pengguna kronis. Dari semua pengalaman di New York, Freudenberger mendefenisikan burnout sebagai sindrom yang termasuk ke dalamnya gejala kelelahan, pola mengabaikan kebutuhan sendiri, berkomitmen
dan berdedikasi untuk suatu alasan, bekerja terlalu lama dan terlalu intens, merasa tekanan datang dari dalam diri sendiri, merasa ditekan, ingin cepat selesai.Dijelaskan (Imaniar & Sularso, 2016)Burnout merupakan istilah psikologis yang digunakan untuk menunjukkan keadaan kelelahan kerja. Burnout merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasa tidak berdaya, tidak memiliki harapan dan bahkan jenuh secara mental ataupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat. Definisi konseptual burnout adalah sindrom kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment yang terjadi diantara individu-individu yang melakukan pekerjaan yang memberikan pelayanan kepada orang lain dan sejenisnya. Pendapat Pines dan Aranson menjelaskan bahwa “burnout akan membuat penderitanya merasa sangat kelelahan secara fisik dan emosional”. Sedangkan menurut Namora “burnout adalah keadaan seseorang yang ditandai dengan menurunnya produktivitas karena stres yang terus menerus”. Taufik, T., & Ifdil, I. juga menerangkan bahwa “aktivitas belajar yang berlabihan berdampak pada kondisi ini yang akan pemicu stres pada pelajar, dari waktu yang lama, pengaruhnya terhadap pembelajaran.Menurut Ayala Pines dan Elliot Aronso burnout merupakan kondisi emosional dimana seseorang merasa lelah dan jenuh secara fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan yang meningkat. Burnout merupakan
respon terhadap situasi yang menuntut secara emosional. Namun secara singkat mereka mendefinisikan burnout sebagai bentuk kelelahan secara fisik dan emosional meskipun intensitas, durasi, frekuansi serta konsekuensi beragam(Khairani, 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar