Menurut Oreg (2003), terdapat empat aspek resistensi terhadap
perubahan, diantaranya adalah routine seeking (fokus pada rutinitas), emotional
reaction (reaksi emosi), short term focus (fokus jangka pendek), dan cognitive
rigidity (kekakuan kognitif).
Fokus pada rutinitas adalah komponen perilaku dari resistensi terhadap
perubahan terkait dengan kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
secara rutin. Reaksi emosi adalah komponen afektif dari resistensi terhadap
perubahan terkait dengan sejumlah stres dan kegelisahan yang disebabkan oleh
perubahan. Fokus jangka pendek adalah komponen afektif dari resistensi terhadap
perubahan terkait dengan sejauh mana individu terganggu oleh ketidaknyamanan
jangka pendek yang disebabkan oleh perubahan. Kekakuan kognitif adalah
4
komponen kognitif dari resistensi terhadap perubahan terkait dengan frekwensi
dan kemudahan seseorang dalam merubah pikiran mereka.
Kirkpatrick (dalam Palmer, 2006) menyatakan bahwa resistensi terhadap
perubahan dibagi menjadi dua kategori, yaitu resistensi terhadap perubahan aktif
dan resistensi terhadap perubahan pasif. Resistensi terhadap perubahan aktif
ditandai dengan karyawan menjadi lebih kritis, karyawan mencoba menemukan
kesalahan organisasi, karyawan menjadi tidak membuat nyaman, karyawan
diliputi rasa takut, karyawan mencoba menggunakan data secara lebih selektif,
karyawan saling menyalahkan satu dengan yang lain, karyawan melakukan
sabotase, karyawan melakukan intimidasi, melakukan manipulasi, mencoba
mendistorsi fakta, melakukan bloking, memulai menyebarkan rumor, dan
memberikan argumennya.
Resistensi terhadap perubahan pasif ditandai dengan munculnya
karyawan yang menyetujui secara verbal namun sebenarnya tidak setuju, gagal
untuk mengimplementasikan perubahan, terjadi penundaan dalam menyelesaikan
pekerjaan, menjadi merasa tidak bersalah, serta membiarkan sebuah perubahan
gagal.
Penolakan terhadap perubahan pada karyawan dapat terjadi dalam
berbagai bentuk, diantaranya adalah hilangnya kesetiaan, hilangnya motivasi kerja,
timbulnya banyak kesalahan, bekerja lambat, dan banyak absensi.
Aspek resistensi terhadap perubahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah aspek dari Oreg (2003) yaitu terdiridari fokus pada rutinitas ketika bekerja, reaksi emosi dalam mencapai target kerja, fokus jangka pendek dalam bekerja,
dan kekakuan kognitif dalam bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar