Menurut Hogwood dan Gunn dalam Nugroho (2003), untuk dapat
mengimplementasikan kebijakan secara sempurna maka diperlukan beberapa
persyaratan, antara lain:
a. kondisi eksternal yang dihadapi oleh Badan/Instansi pelaksana;
b. tersedia waktu dan sumber daya;
c. keterpaduan sumber daya yang diperlukan;
d. implementasi didasarkan pada hubungan kausalitas yang handal;
e. hubungan kausalitas bersifat langsung dan hanya sedikit mata rantai
penghubung;
f. hubungan ketergantungan harus dapat diminimalkan;
g. kesamaan persepsi dan kesepakatan terhadap tujuan;
h. tugas-tugas diperinci dan diurutkan secara sistematis;
i. komunikasi dan koordinasi yang baik;
Menurut Grindle dalam Wibawa (1994 : 64) implementasi kebijakan
ditentukan oleh isi kebijakan dan konteks implementasinya. Isi kebijakan
berkaian dengan kepentingan yang dipengaruhui oleh kebijakan, jenis
manfaat yang akan dihasilkan, derajat perubahan yang diinginkan, kedudukan
pembuat kebijakan, siapa pelaksana program, dan sumber daya yang
dikerahkan. Sementara konteks implementasi berkaitan dengan kekuasaan,
kepentingan dan strategi aktor yang terlibat, karakteristik lembaga dan
penguasan dan kepatuhan serta daya tanggap pelaksana.
Mazmanian dan Sebatier mengklafikasikan proses implementasi
kebijakan kedalam tiga variabel. Pertama, variabel independen, yaitu mudah
tidaknya masalah teori dan teknis pelaksanaan, keragaman objek, dan
perubahan seperti apa yang dikehendaki. Kedua, variabel intervening, yaitu
variabel kemampuan kebijakan untuk menstruktur proses
implementasidengan indikator kejelasan dan konsistensi tujuan,
dipergunakannya teori kausal, ketepatan alokasi sumber dana, keterpaduan
hierarkis diantara lembaga pelaksana, dan perekrutan pejabat pelaksana dan
keterbukaan kepada pihak luar; dan variabel diluar kebijakan yang
mempengaruhi proses implementasi yang berkenaan dengan indikator kondisi
sosial dan ekonomi dan teknologi, dukungan publik, sikap dan risorsis
konstituen, dukuangan publik, sikap dan risorsis konstituen, dukungan
pejabat yang lebih tinggi, dan komitmen dan kualitas kepemimpinan dari
pejabat pelaksana.
Ketiga, variable dependen, yaitu tahapan dalam proses implementasi
dengan lima tahapan-pemahaman dari lembaga/ badan pelaksana dalam
bentuk disusunnya kebijakan pelaksana, kepatuhan obyek, hasil nyata,
penerimaan atas hasil nyata tersebut, dan akhirnya mengarah pada revisi atas
kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan tersebut ataupun keseluruhan
kebijakan yang bersifat mendasar.
Menurut Hogwood dan Gunn, dalam wahab (1997 : 70-81) untuk
dapat mengimplementasikan kebijakan secara sempurna maka diperlukan
beberapa persyaratan, antara lain:
1. kondisi eksternal yang dihadapi oleh Lembaga/badan pelaksana ;
2. tersedia sumber daya yang memadai, termaksud sumber daya waktu;
3. perpaduan sumber-sumber yang diperlukan;
4. implementasi didasarkan pada hubungan kausalitas yang andal;
5. Hubungan sebab akibat yang terjadi satu dengan yang lain;
6. hubungan ketergantungan harus dapat diminimalkan;
7. kesamaan persepsi dan kesepakatan terhadap tujuan;
8. tugas-tugas diperinci dan diurutkan secara sistematis;
9. komunikasi dan koordinasi yang sempurna;
10. pihak-pihak yang berwenang dapat menuntut kepatuhan pihak lain.
Menurut teori George C. Edwards III dalam Subarsono (2005 : 90-
92), Implementasi Kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni:
1. Komunikasi
Keberhasilan Implementasi Kebijakan mensyaratkan agar
implementator mengetahui apa yang harus dilakukan, apa yang menjadi
tujuan dan sasaran kebijakan harus ditranmisikan kepada kelompok
sasaran (target group) sehingga akan mengurangi distorsi implementasi.
2. Sumber Daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan
konsisten, tetapi apabila implementator kekurangan sumber dayauntuk
melaksanakan, implementasi tidak akan berjalan efektif. Sumber daya
tersebut akan berwujud sumber daya manusia, yakni kompetensi
implementator, dan sumber daya finansial
3. Disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh
implementator, seperti komitmen, kejujuran, sifat demokrasi. Apabila
implementator memiliki disposisisi yang baik, maka dia akan dapat
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan.
4. Struktur Birokrasi
Struktur organisasi yang bertugas mengimplementasikan kebijakan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan.
Struktur organisasi yang telah panjang akan cenderung melemahkan
pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang
rumit dan kompleks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar