Senin, 31 Januari 2022

Implementasi Penguatan Pendidikan Karakter di Sekolah (skripsi dan tesis)


Dalam implementasi penguatan pendidikan karakter di
sekolah menurut Albertus (2018:9) secara umum terdapat tiga
basis penguatan pendidikan yang dapat diterapkan dilingkungan
sekolah diantaranya melalui pendidikan karakter berbasis kelas,
kultur/budaya sekolah, dan komunitas.
Dalam penerapan nilai-nilai karakter yang telah dituangkan
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, tentunya guru
mempunyai; pendekatan strategi, metode, model, teknik, taktik
dalam menerapkan nilai-nilai karakter. Albertus (2018:165) menekankan bahwa guru khususnya guru mata pelajaran
mempunyai peranan penting dalam membentuk karakter peserta
didik melalui mata pelajaran yang diampunya.
Maka dalam melaksanakan strategi tersebut seorang guru
perlu melakukan pengembangan tentang strategi, metode, serta
teknik karena menurut Suyadi dalam pengantar bukunya tentang
strategi pembelajaran karakter (2013) dalam proses pembelajaran
aktif yang dilaksanakan dunia barat terbukti dapat meningkatkan
prestasi barat akan tetapi strategi pembelajaran yang diterapkan di
dunia barat tidak semuanya cocok, harus dipilah-pilah sesuai
budaya, kebiasaan bangsa kita.
Model pembelajaran menurut Zubaedi (2013:185) adalah
bentuk pembelajaran yang tersurat dari awal sampai akhir yang
tersajikan secara unik oleh guru pada saat pembelajaran di kelas.
Setelah guru menemukan strategi, metode, teknik yang cocok
dalam penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran inovatif,
maka menurut Suyadi (2013:184-185) dalam menerapkan
pembelajaran inovatif bermuatan karakter harus memenuhi
prosedur diantaranya: menemukan masalah yang akan menjadi 
obyek yang akan diperbarui; mendiskusikan masalah serta
mencari solusi sesuai dengan sifat masalah yang dihadapi;
menganalisa masalah dalam hal ini peran guru adalah
membimbing peserta didik dalam menganalisis unsur-unsur
permasalahan kemudian mencari pemecahan masalah; tahap yang
terakhir adalah mengimplementasikann solusi yang telah
ditemukan dalam tahap ini penerapan ini harus berjalan secara
berkelanjutan.
Menurut Mulyasa (2014:49) keberasilan implementasi
pendidikan karakter yang dilakukan di sekolah ditentukan oleh
beberapa kondisi berikut: partisipasi dan komitmen orang tua
serta masyarakat terhadap pendidikan karakter; program jaminan
mutu dan accountability yang dipahami dengan baik oleh seluruh
pihak dalam jajaran kemendikbud; pelaksanaan tes kompetensi
yang memungkinkan kantor dinas pendidikan provinsi, dinas
kabupaten dan kota, unit pelaksana teknis sampai sekolah
memperoleh informasi tentang kinerja sekolah; adanya
perencanaan strategik sekolah, yang memungkinkan sekolah
memahami visi, misi, dan sasaran-sasaran prioritas 
pengembangan sekolah; selain itu ditekankan pula pendidikan
karakter juga perlu didukung oleh laporan kemajuan sekolah
dalam mencapai perencanaan tahunan.

Tidak ada komentar: