Kamis, 30 Desember 2021

Review Penelitian Terdahulu (skripsi dan tesis)

Terdapat banyak sekali perbedaan teoritis dilakukan oleh peneliti terdahulu
yang disebabkan oleh situasi, kondisi dan tujuan yang berbeda. Peneliti menelaah
penelitian-penelitian terdahulu untuk membandingkan, melengkapi dan menjadi
bahan rujukan.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh (Kusbiantoro & Nursanti, 2019)
program studi Teknik Industri Universitas Institut Teknologi Nasional Malang
yang berjudul penerapan lean manufacturing untuk mengidentifikasi dan
menurunkan waste studi kasus CV Tanara Textile. Memiliki kesamaan dalam
mengidentifikasi dan menurunkan waste yang terjadi pada proses produksi, tetapi
memiliki perbedaan pada objek yang diteliti yaitu produk kain kaos dan juga
metode yang digunakan dalam adalah Value Stream Mapping (VSM) sedangkan
metode untuk menganalisis digunakan VALSAT dan FMEA. Hasil penelitian ini
adalah adanya perbaikan proses yang sebelumnya proses produksi 16 hari 9 jam
dimana Value Added 6 hari 4 jam dan Lead Time 10 hari 4 jam, setelah perbaikan
proses produksi menjadi 14 hari 5 jam dimana Value Added 6 hari 4 jam dan
Lead Time 8 hari 1 jam, sehingga didapatkan peningkatkan process cycle
efficiency sebesar 17,19% dan menghemat lead time sebesar 2,546% dengan
penurunan waste sebesar 8,31%.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh (Roesmasari et al., 2018) program
studi Teknologi Industri Pangan Universitas Brawijaya Malang yang berjudul
strategi peningkatan kualitas Leather dengan menggunakan metode lean six sigma
dan Fuzzy FMEA studi kasus di Sumber Rejeki. Memiliki kesamaan untuk
mengidentifikasi waste yang terjadi pada proses produksi tetapi memiliki
perbedaan pada objek penelitian yaitu produk kulit samak dan metode yang
digunakan adalah Lean Six Sigma dan metode FMEA yang diintegrasikan dengan
metode Fuzzy. Hasil penelitian ini adalah didapat 8 jenis cacat kulit samak dan 4
jenis cacat prioritas, sekaligus menjadi CTQ yaitu open grain, snei, fish eyes, dan
cracking. Metode FMEA menghasilkan nilai RPN tertinggi yaitu open grain
dengan nilai 576 dan nilai RPN tertinggi kedua 448 dari jenis cacat fish eyes. Jenis
cacat cracking juga memiliki nilai RPN sebesar 448.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh (Decky Antony & Munzir, 2018)
program studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Riau
Kepulauan yang berjudul analisis defect rate pengelasan dan penanggulangannya
dengan metode six sigma dan FMEA di PT Profab Indonesia. Memiliki kesamaan
pada metode yang digunakan yaitu Six Sigma dan FMEA, tetapi memiliki
perbedaan pada objek yang diteliti yaitu produk jasa pengelasan. Hasil penelitian
ini adalah mendapatkan peningkatan output dan mencapai quality objectives
(sasaran mutu) perusahaan berupa on time delivery dan juga mencapai target
defect rate 10% sesuai dengan KPI.
Keempat, penelitian yang dilakukan oleh (Paranhos et al., 2017) Federal
University of Goiás - Catalão Regional yang berjudul Application Of Failure
Mode And Effects Analysis For Risk Management Of A Project . Memiliki
kesamaan dalam mengidentifikasi risiko, tetapi memiliki perbedaan pada objek
yang diteliti yaitu pada perusahaan mobil dan metode yang digunakan hanya 1
saja yaitu FMEA. Hasil penelitian ini adalah penerapan FMEA pada produksi
masal untuk suatu proyek baru bisa mengurangi tingkat resiko kegagalan sehingga
terjadi penurunan biaya dari tenaga kerja dan juga waktu yang terbuang
Kelima, penelitian yang dilakukan oleh (Trenggonowati et al., 2019)
program studi Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Cilegon yang
berjudul Usulan Pengendalian Kualitas Ggbfs Menggunakan Metode Six Sigma
Di PT. Krakatau Semen Indonesia. Memiliki kesamaan tujuan penelitian yaitu
untuk pengendalian kualitas terhadap proses produksi agar mampu meminimalisir
atau mengeliminasi penyebab kecacatan, tetapi memiliki perbedaan pada objek
yang diteliti yaitu GGBFS (Ground Granulated Blast Furnace Slag) yang
merupakan produk campuran semen dan metode yang digunakan dalam penelitian
ini hanya 1 metode yaitu six sigma. Hasil penelitian ini adalah diketahui nilai RPN
dari masing-masing faktor penyebab kegagalan dengan nilai RPN tertinggi yaitu
240 dengan penyebab kegagalan plugger tidak rapat sehingga fokus perbaikan
berdasarkan nilai RPN dengan menggunakan metode 5W+1H.
Keenam, penelitian yang dilakukan oleh (Winati et al., 2017) program studi
Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia yang
berjudul Peningkatan Kualitas Pada Industri Kreatif “Bakpia Pathok”
Menggunakan Metode Six Sigma. Memiliki kesamaan tujuan penelitian untuk
meminimalisir jumlah produk cacat pada proses produksi, tetapi memiliki
11
perbedaan pada objek penelitian yaitu bakpia dan metode yang digunakan dalam
penelitian ini hanya 1 metode yaitu six sigma. Hasil penelitian ini adalah terjadi
pengurangan jumlah cacat dengan menggunakan indikator DPMO dan Level
Sigma. Didapatkan bahwa nilai DPMO berkurang dari 45177,42 menjadi
17832,25. Sedangkan nilai level sigma meningkat dari 3,3 menjadi 3,6 yang
menunjukkan bahwa solusi perbaikan yang diusulkan memberikan pengaruh
terhadap pengurangan jumlah produk cacat bakpia.
Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh (Harianto et al., 2020) program
studi Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional
Malang yang berjudul Aplikasi Metode Six Sigma untuk Peningkatan Kualitas
dan Penjualan kerajinan Cor Kuningan Tradisional Majapahit Mojokerto yang
Ramah Lingkungan. Memiliki kesamaan tujuan penelitian untuk meningkatkan
kualitas dan meminimalisir jumlah produk cacat, tetapi memiliki perbedaan pada
objek penelitian yaitu produksi cor kuningan dan metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu six sigma dan seven tool. Hasil penelitian ini adalah terjadi
pengurangan jumlah cacat dengan menggunakan indikator DPMO dan Level
Sigma. Didapatkan bahwa nilai DPMO berkurang dari 396500 menjadi 235000.
Sedangkan nilai level sigma meningkat dari 1,7625 menjadi 3,725 yang
menunjukkan bahwa solusi perbaikan yang diusulkan memberikan pengaruh
terhadap pengurangan jumlah produk cacat cor kuningan.

Tidak ada komentar: