Kamis, 16 Desember 2021

Pengaruh Komponen Laba Permanen Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (skripsi dan tesis)


Informasi laba tidak hanya terfokus pada laba bersih perusahaan saja,
tetapi terdapat komponen lain yang dapat membentuk laba bersih, salah satunya
adalah laba permanen atau laba yang berasal dari aktivitas operasi perusahaan.
Laba permanen secara teoritis merupakan sumber terjadinya laba bersih dan
dianggap memiliki relevansi nilai yang hampir sama dengan laba rugi bersih
(Novi dan Rulfah, 2016). Informasi laba permanen merupakan signal yang
diberikan oleh perusahaan kepada pasar untuk mengambil keputusan keuangannya
(menjual atau membeli). Sehingga informasi ini dapat mempengaruhi besarnya
Earnings Response Coefficient atas signal yang diberikan oleh perusahaan
tersebut (Novi dan Rulfah, 2016).
Laba permanen merupakan salah satu bagian dari komponen laba. Pada
dasarnya setiap komponen laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
Earnings Response Coefficient daripada informasi mengenai laba bersih saja
(Hevaz dan Siougle, 2011). Selain itu aktivitas operasi merupakan aktivitas yang
bersifat persisten dan merupakan aktivitas yang menopang kelanjutan usaha dari
perusahaan tersebut, sehingga laba dari aktivitas operasi memiliki nilai yang
cukup besar di mata investor yang pada akhirnya dapat berpengaruh terhadap
koefisien respon laba.
Ketika perusahaan melaporkan kepada publik komponen labanya dimana
salah satunya adalah komponen laba permanen, maka hal tersebut merupakan 
good news karena pasar menganggap perusahaan memberikan informasi yang
lengkap mengenai perusahaan. Dengan komponen laba permanen yang dilakukan
oleh perusahaan, maka investor dapat mengetahui kinerja perusahaan sehingga
prediksi yang dilakukan akan lebih akurat (Febriyanti, 2004). Selain itu menurut
hasil penelitian oleh Lailan dan Karlonta (2015) menyatakan bahwa laba bersih
operasi berpengaruh terhadap perubahan harga saham. Karena apabila laba operasi
naik, investor akan beranggapan bahwa perusahaan mampu memaksimalkan
kinerja operasional menggunakan aset serta modal yang dimilikinya dengan baik
Hal ini mengindikasikan bahwa investor bereaksi terhadap informasi laba operasi
yang diumukan oleh perusahaan.
Febrianto dan Widyastuty dalam Brian dan Etna (2012) meneliti pengaruh
komponen – komponen laba terhadap koefisien respon laba. Hasilnya adalah
komponen laba kotor dan laba operasi lebih mampu menggambarkan hubungan
laba dengan return. Laba operasi memiliki koefisien respon laba cukup tinggi
dikarenakan aktivitas operasi dapat menggambarkan sumber penghasilan utama
perusahaan.

Tidak ada komentar: