Menurut Tjiptono (2011:45-46) : Pemahaman mengenai peran strategik
merek tidak dapat dipisahkan dari tipe utama merek, karena masing-masing
tipe memiliki citra merek yang berbeda, meliputi :
1. Attribute brands, yakni merek-merek yang memiliki citra yang mampu
mengkomunikasikan keyakinan/kepercayaan terhadap atribut
fungsional produk. Kerapkali sangat sukar bagi konsumen untuk
menilai kualitas dan fitur secara obyrktif atas begitu banyak tipe
produk, sehingga mereka cenderung memilih merek-merek yang
dipersepsikan sesuai dengan kualitasnya.
2. Aspirational Brands, yaitu merek-merek yang menyampaikan citra
tentang orang yang membeli merek bersangkutan. Citra tersebut tidak
banyak menyangkut produknya, tetapi justru lebih banyak berkaitan
dengan gaya hidup yang didambakan. Keyakinan yang dipegang
konsumen adalah bahwa dengan memiliki merek semacam ini, akan
tercipta asosiasi yang sangat kuat antara dirinya dengan kelompok
aspirasi tertentu lebih pernting daripada sekedar nilai fungsional
produk.
3. Experience Brands, mencerminkan merek-merek yang menyampaikan
citra asosiasi dan emosi bersama. Tipe ini memiliki citra melebihi
sekedar aspirasi dan lebih berkenaan dengan kesamaan filosofi antara
merek dan konsumen individual. Kesuksesan sebuah experience brands
ditentukan oleh kemampuan merek bersangkutan dalam
mengekspresikan individualitas dan pertumbuhan personal.
Menurut Kotler dalam Sangadji dan Sopiah (2013:323), mengatakan
bahwa merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan
feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya sekedar
simbol yang membedakan produk perusahaan tertentu dengan
kompetitornya, merek bahkan juga dapat mencerminkan enam makna, yaitu
:
1. Atribut
Merek mengingatkan pada atribut tertentu, misalnya Mercedes member
kesan sebagai mobil yang mahal, dibuat dengan baik, tahan lama, dan
bergengsi tinggi.
2. Manfaat
Merek juga memiliki serangkaian manfaat. Konsumen tidak membeli
atribut tetapi juga membeli manfaat. Produsen harus dapat
menterjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun manfaat
emosional.
3. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen, misalnya
Mercedez berarti nilai kinerja tinggi, keamanan dan gengsi.
4. Budaya
Merek juga mewakiili budaya tertentu. Misalnya Mercedez mewakili
budaya Jerman yang terorganisasi dengan baik, memiliki cara kerja
yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
5. Kepribadian
Merek juga memiliki kepribadian yaitu kepribadia bagi penggunanya.
Diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian si pengguna akan
tercermin bersamaan dengan merek yang digunakan.
6. Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa merek merupakan nama atau simbol yang
mengidentifikasi suatu produk dan membedakannya dengan produk –
plainnya sehingga mudah dikenali oleh konsumen ketika hendak membeli
sebuah produk. Keberadaan merek sangatlah penting bagi sebuah produk
atau jasa, bahkan tidak mengherankan jika merek sering kali dijadikan
kriteria untuk mengevaluasi suatu merek maupun jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar