Ekuitas merek dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam
pengambilan atas dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan, asosiasi
dengan berbagai karakteristik merek. Perusahaan akan lebih mudah dikenal
jika perusahaan tersebut tepat dalam pemberian nama suatu brand, sehingga
memudahkan pelanggan untuk mengenali produknya dan untuk melakukan
pembelian ulang. Sejauh ini terdapat dua model ekuitas merek yaitu model
Aaker dan model Keller. Dua model ini memiliki kesamaan prinsip yaitu
ekuitas merek mencerminkan nilai tambah yang didapatkan sebuah produk
sebagai hasil investasi pemasaran sebelumnya pada merek yang
bersangkutan. Pada model Aaker, ekuitas merek diformulasikan dari sudut
pandang manajerial dan strategi korporat, tetapi landasan utamanya adalah
perilaku konsumen (Tjiptono, 2011:97).
Keberhasilan pemasar mengelola mereknya terkait dengan sebuah
istilah yang disebut dengan brand equity. Menurut A. Aaker dalam
Tjiptono (2011), brand equity dapat dikelompokkan ke dalam empat
kategori, yaitu :
1. Brand awareness ( kesadaran merek )
Menunjukkan kesanggupan seorang calon pembeli untukmengenali atau
mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori
produk tertentu.
2. Brand association ( asosiasi merek )
Mencerminkan pencitraan suatu merek terhadap suatu kesan tertentu
dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut
produk, geografis, harga, pesaing, selebritis, dan lain-lain.
3. Perceived quality ( persepsi / kesan akan kualitas )
Mencerminkan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas/
keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud
yang diharapkan.
4. Brand Loyalty
Ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek, dan perasaan positif
terhadap suatu merek. Loyalitas merek mencerminkan tingkat
ketertarikan konsumen dengan suatu merek produk .
Selasa, 26 Oktober 2021
Definisi ekuitas merek (skripsi dan tesis)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar