Kamis, 07 Oktober 2021

Pengertian Turnover Intention (skripsi dan tesis)


Istilah turnover berasal dari kamus Inggris-Indonesia berarti pergantian.
Sedangkan Mobley (2011) seorang pakar dalam masalah pergantian karyawan
memberikan batasan turnover sebagai berhentinya individu dari anggota suatu
organisasi yang bersangkutan. Pergantian karyawan dari organisasi adalah suatu
fenomena penting dalam sebuah organisasi. Ada kalanya pergantian karyawan
memiliki dampak yang positif. Namun sebagian besar pergantian karyawan
membawa dampak yang kurang baik terhadap organisasi, baik dari segi biaya
maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan peluang.
Menurut Robbins dan Judge (2015), menyatakan bahwa :
“Turnover intention adalah kecenderungan atau tingkat dimana seorang
karyawan memiliki kemungkinan untuk meninggalkan perusahaan baik
secara sukarela maupun tidak sukarela yang disebabkan karena kurang
menariknya pekerjaan saat ini dan tersedianya alternatif pekerjaan
lain”.
Menurut Harnoto (2002), menyatakan bahwa :
“Turnover intention adalah kadar atau intensitas dari keinginan untuk
keluar dari perusahaan, banyak alasan yang menyebabkan timbulnya
turnover intention ini dan diantaranya adalah untuk mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik”.
Kemudian Mathis dan Jackson (2011) menyatakan bahwa :
“Turnover intention merupakan proses dimana karyawan-karyawan
meninggalkan organisasi dan harus digantikan”.
Sedangkan menurut Mobley (2011:15), menyatakan bahwa :
“Turnover intention adalah hasil evaluasi individu mengenai kelanjutan
hubungannya dengan perusahaan dimana dia bekerja namun belum
diwujudkan dalam tindakan nyata.”
Berdasarkan dari beberapa pengertian diatas bahwa turnover intention
menurut para ahli memiliki persamaan. Adanya perbedaan, lebih dikarenakan
para ahli yang melakukan penelitian lebih lanjut tentang turnover intention
hanya menambahkan definisi yang telah ada tanpa menghilangkan definisi dari
para ahli sebelumnya. Namun dari beberapa definisi tersebut dapat
disimpulkan bahawa keinginan karyawan untuk meninggalkan pekerjaannya
lebih disebabkan karena karyawan ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih
baik lagi dibandingkan pekerjaan sekarang yang telah ia dapatkan. Keinginan
tersebut belum bisa diwujudkan dalam bentuk perilaku nyata karena karyawan
akan mengalami proses berfikir terlebih dahulu, sebelum pada akhirnya
membuat suatu keputusan untuk meninggalkan pekerjaannya dan pindah ke
perusahaan lain

Tidak ada komentar: