Untuk mengukur seberapa jauh brand association telah
terbentuk atau tidak, maka harus diukur berdasarkan pada dimensidimensi dari kesesuaian merek tersebut. Dimensi yang dijadikan
parameter tersebut dikemukakan oleh Keller (1993) menegaskan
bahwa asosiasi merek dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori
utama peningkatan cakupan: brand attribute, brand benefit, dan brand
attitude:
1. Brand Attribute
Atribut (attribute) adalah fitur deskriptif yang menjadi ciri suatu
produk atau layanan, apa yang konsumen pikirkan tentang produk
atau layanan itu dan apa yang terlibat dengan pembelian atau
konsumsinya. Terdapat dua katagori didalam attribute, yaitu
attribute fungsional dan attribute non fungsional. Attribute
fungsional merupakan atribut yang terkait dengan produk, dan
Attribute non fungsional merupakan atribut yang tidak terkait
dengan produk seperti harga, citra pengguna dan penggunaan
2. Brand Benefit
Manfaat (benefit) adalah nilai-nilai pribadi yang dilekatkan
konsumen pada atribut produk atau layanan, yaitu apa yang
menurut konsumen dapat dilakukan oleh produk atau layanan
tersebut (Keller, 1993:4). Pada jurnalnya Chen (2017) mengatakan
manfaat fungsional, pengalaman, dan simbolis termasuk dalam
kategori. Manfaat fungsional sering dikaitkan dengan keunggulan
intrinsik, seperti kebutuhan fisiologis. Manfaat pengalaman yaitu
pengalaman yang dirasakan ketika menggunakan produk. Manfaat
simbolik dikaitkan dengan keunggulan ekstrinsik dari produk dan
layanan, seperti kebutuhan untuk persetujuan sosial atau harga diri.
3. Brand Attitude
Brand Attitude merupakan evaluasi keseluruhan konsumen
terhadap suatu merek. Sikap merek penting karena sering
membentuk dasar bagi perilaku konsumen (mis., Pilihan merek)
(Keller, 1993: 4). Sikap ini terbagi ke dalam kecenderungan sikap
sadar dan juga tidak sadar (DeLamater & Ward, 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar