Menurut Shaw (2010) dalam Tika Nur Halimah dkk (2016),
beberapa strategi yang dapat dicoba untuk meminimalisir turnover
intention adalah :
a) Motivasi
Bonus, cuti, atau kendaraan dinas atau fasilitas lainnya
adalah berbagai alat perusahaan sebagai bentuk reward bagi
karyawan apabila mereka telah bekerja dengan baik. Tetapi
dasarnya menurut Murphy, dan Cleveland (1995) penghargaan
berupa bonus dan semacamnya baru merupakan setengah dari
keseluruhan upaya untuk mempertahankan karyawan.
Terdapar dua isu penting yang umumnya terjadi pada
karyawan, diibaratkan sebagai “shove”, factor yang membuat
mereka terdemotivasi dan “tugas”, tarikan yang membuat orang
termotivasi. Kesalahan yang sering dilakukan pemimpin
perusahaan adalah berfokus hanya pada motivator, tanpa melihat
pada factor apa yang membuat karyawannya sulit melakukan hal
yang benar.
b) Menjaga Kepuasan Karyawan
Berkaitan dengan hal ini, seorang pemimpin mempunyai
tugas yang cukup sulit yakni mengetahui apa yang disukai dan
tidak disukai karyawannya. Penting bagi seorang pemimpin
untuk sering melakukan komunikasi dengan karyawan untuk
mendengar apa yang mereka butuhkan. Berbagai macam survey
untuk mengetahui opini karyawan juga sudah mulai banyak
berkembang akhir – akhir ini. Memahami keinginan karyawan
akan membantu pemimpin perusahaan menetapkan benefit yang
tepat sasaran, demi terciptanya turnover intention yang rendah.
c) Rekrutmen
Program penurunan tingkat turnover intention dapat
dilakukan dari mulai tahap rekrutmen karyawan. Caranya adalah
dengan menarik perhatian kandidat – kandidat yang berkualitas.
Melakukan proses seleksi yang ketat dan terstruktur. Beberapa
cara dapat dilakukan, dari paling murah hingga yang memakan
budget tinggi.
Misalnya, menawarkan peta jenjang karir yang jelas,
menawarkan tunjangan yang menarik, kesempatan pergi ke luar
negeri, dan cara – cara kreatif lainnya.
Kamis, 07 Oktober 2021
Cara Menekan Turnover Intention Karyawan (skripsi dan tesis)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar