Selasa, 26 Oktober 2021

Asosiasi Merek (Brand Association) (skripsi dan tesis)

Menurut (Humdiana, 2005) menyatakan bahwa sesuatu asosiasi segala hal
yang berkaitan dengan ingatan mengenai sebuah merek. (Humdiana, 2005)
menambahkan bahwa asosiasi tidak hanya eksis namun juga mempunyai suatu
tingkatan kekuatan. Kaitan pada merek akan lebih kuat jika dilandasi pada
pengalaman untuk megkomunikasikannya. Juga akan lebih kuat apabila kaitan
tersebut didukung dengan suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek
adalah seperangkat asosiasi yang pada umumnya terbingkai dalam berbagai
bentuk yang bermakna. 
Aaker megkemukakan adanya 11 tipe asosiasi yaitu:
1. Atribut produk
Atribut produk yang paling banyak digunakan dalam strategi positioning
adalah mengasosiasikan suatu objek dengan salah satu atau beberapa
atribut atau karakteristik produk yang bermakna dan saling mendukung,
sehingga asosiasi bisa secara langsung diterjemahkan dalam alasan untuk
pembelian suatu produk.
2. Atribut tak berwujud
Pengggunaan atribut tak berwujud, seperti kualitas keseluruhan
kepimpinan, teknologi, inovasi, adakalanya bisa lebih bertahan. Tetapi
pengembangan asosiasi ini bisa dan memungkinkan mendapatkan suatu
tingkatan produk asosiasi produk yang berbeda di luar kontrol perusahaan.
3. Manfaat bagi pelanggan
Biasanya terdapat hubungan antara atribut produk dan manfaat bagi
pelanggan. Terdapat dua manfaat bagi pelanggan yaitu manfaat rasional
yang berkaitan erat dengan suatu atribut produk dan bisa menjadi dari
proses pengambilan keputusan yang rasional, dan yang kedua adalah
manfaat psikologis yang berkaitan dengan perasaan yang timbul ketika
membeli atau menggunakan suatu merek, yang sering kali merupakan
konsekuensi ekstrim dalam proses pembentukan sikap.
4. Harga relatif
Pada umumnya merek hanya perlu berada di satu harga tertentu agar dapat
memposisikan diri dengan jelas dan berjauhan dengan merek-merek lain 
pada tingkatan harga yang sama. Untuk menjadi bagian dari segmen utama
(premium segment), sebuah merek harus menawarkan suatu aspek yang
dipercaya unggul dalam kualitas, atau sungguh-sungguh dapat
memberikan jaminan harga optimum.
5. Penggunaan aplikasi
Produk dapat mempunyai beberapa strategi positioning, walaupun hal ini
mengundang sejumlah kesulitan. Suatu strategi positioning lewat
penggunaan mewakili posisi kedua atau ketiga untuk merek tersebut, suatu
posisi yang dengan sengaja berusaha memperluas pasar atas merek
tersebut.
6. Pengguna pelanggan
Strategi positioning penguna, yaitu mengasosiasikan sebuah merek dengan
sebuah tipe pengguna atau pelanggan, mengidentifikasikan sebuah merek
dengan segmen yang ditargetkan seringkali menjadi cara yang tepat untuk
memikat segmen tersebut. Problem dari asosiasi yang kuat terutama
asosiasi pengguna dapat membatasi kesanggupan sebuah merek
memperluas pasarnya.
7. Orang terkenal
Mengkaitkan seseorang yang terkenal dengan sebuah merek bisa
mentransferkan asosiasi-asosiasi ini ke merek tersebut. Dengan
mengkaitkan antara merek produk dan orang terkenal yang sesuai dengan
produk tersebut, akan memudahkan merek produk tersebut mendaptkan
kepercayaan dari pelanggan. 
8. Gaya hidup (kepribadian)
Sebuah merek bisa di pahami oleh para pelanggan dengan aneka
kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hampir sama.
9. Kelas produk
Beberapa merek perlu membuat konsumen membuat keputusan
positioning yang menentukan dan melibatkan asosiasi-asosiasi kelas
produk.
10. Kompetitor
Produk-produk yang sulit dievaluasi cenderung menggunakan kompetitor
yang sudah mapan untuk membantu menjalankan tugas positioning.
Positioning dengan mengaitkan kompetitor yang bisa dilakukan melalui
iklan komparatif, dimana kompetitor dengan eksplisit disebutkan dan
dibandingkan berkenaan dengan suatu karaktersitik produk.
11. Negara (wilayah geografis)
Sebuah negara bisa menjadi simbol yang kuat , asalkan negara tersebut
mempunyai hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan.
Asosiasi negara bisa menjadi kompleks dan penting bila negara berusaha
mengembangkan strategi global

Tidak ada komentar: