Theory of planned behavior merupakan teori yang dikembangkan oleh
Ajzen yang merupakan penyempurnaan dari reason action theory yang
dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Fokus utama dari teori planned behavior
ini sama seperti teori reason action yaitu intensi individu untuk melakukan
perilaku tertentu. Intensi dianggap dapat melihat faktor-faktor motivasi yang
mempengaruhi perilaku. Intensi merupakan indikasi seberapa keras orang mau
berusaha untuk mencoba dan berapa besar usaha yang akan dikeluarkan individu
untuk melakukan suatu perilaku.
“Intention is an indication of a person’s readiness to perform a given
behavior, and it is consider to be the immediate antecendent of behavior. The
intention is based on attitude toward behavior, seubjective norm, and perceived
behavioral contrh bol, with each predictor weighted for its importance in relation
to the behavior and population of interest” (Ajzen, 2005).
Intention adalah indikasi kesiapan seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu dan dianggap sebagai penentu langsung atau penyebab munculnya
perilaku. Intention tersebut dibentuk berdasarkan sikap terhadap perilaku, norma
subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan, dimana tiap-tiap prediktor ini
memiliki bobot keterkaitan yang penting terhadap tingkah laku dan ketertarikan
(Ajzen, 2005).
Ajzen menyatakan bahwa niat untuk berperilaku (intenttion) dapat
digunakan untuk meramalkan seberapa kuat keinginan individu untuk
menampilkan tingkah laku dan seberapa usaha yang direncanakan atau akan
dilakukan untuk menampilkan suatu tingkah laku.
Ajzen menegaskan intensi sebagai pendahulu dari suatu perilaku yang
dimunculkan seseorang. Jadi, sebelum perilaku muncul terlebih dahulu terbentuk
intensi atau niat untuk memunculkan perilaku tersebut. Di dalam konsep Theory
of planned behavior terdapat empat elemen yang sering dikenal dengan istilah
TACT, yaitu :
a. Target, yaitu objek yang menjadi sasaran perilaku. Objek yang menjadi
sasaran dari perilaku spesifik dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu orang
tertentu/objek tertentu (particular object), sekelompok orang/sekelompok
objek (a class of object), dan orang atau objek pada umumnya (any
object).
b. Action, yang berati tindakan dan bisa diartikan pula sebagai perilaku yang
akan diwujudkan secara nyata.
c. Context, yang berarti konteks atau situasi. Situasi yang mendukung untuk
dilakukannya suatu perilaku (bagaimana dan dimana perilaku itu akan
diwujudkan).
d. Time, yaitu waktu terjadinya perilaku yang meliputi waktu tertentu, dalam
satu periode atau jangka waktu yang tidak terbatas.
Menurut theory of planned behavior, intensi adalah fungsi dari tiga
determinan dasar yaitu :
1. Faktor Personal merupakan sikap individu terhadap perilaku berupa evaluasi
positif atau negatif terhadap perilaku yang akan ditampilkan.
2. Faktor sosial diistilahkan dengan kata norma subjektif yang meliputi persepsi
individu terhadap tekanan sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan
perilaku.
3. Faktor kendali yang disebut perceived behavioral control yang merupakan
perasaan individu akan mudah atau sulitnya menampilkan perilaku tertentu.
Umumnya seseorang menunjukkan intensi terhadap suatu perilaku jika
mereka telah mengevaluasinya secara positif, mengalami tekanan sosial untuk
melakukannya, dan ketika mereka percaya bahwa mereka memiliki kesempatan
dan mampu untuk melakukannya. Sehingga dengan menguatnya intensi seseorang
terhadap perilaku tersebut, maka kemungkinan individu untuk menampilkan
perilaku juga semakin besar (Ajzen, 2005). Apabila ketika control diri mereka
lebih besar dalam memiliki kesempatan dan mampu untuk melakukannya akan
langsung mempengaruhi ke perilaku mereka.
Teori ini berasumsi bahwa pentingnya attitude toward behavior, subjective
norm dan perceived behavioral control adalah relati teragntung pada intensi yang
diteliti. Pada beberapa intensi, pertimbangan attitudional lebih penting
dibandingkan pertimbangan normatif, sementara untuk intensi yang lainnya
pertimbangan normatif adalah yang lebih dominan. Begitu juga perceived
behavioral control, mungkin akan lebih penting ada beberapa perilaku
dibandingkan dengan determinan yang lain. pada beberapa hal, hanya satu atau
dua faktor saja yang dibutuhkan untuk menjelaskan intensi, sedangkan pada yang
lainnya, ketiga faktor adalah determinan yang sama pentingnya (Ajzen, 2015).
Sabtu, 04 September 2021
Theory of Planned Behavior (skripsi dan tesis)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar