Menurut
Sulaeman (2015: 16), bahwa teori sistem sosial pertama kali diperkenalkan oleh
seorang sosiologi Amerika bernama Talcott Parsons. Konsep sistem sosial
merupakan alat analisis realitas sosial sehingga sistem sosial menjadi suatu
model analisis terhadap organisasi sosial. Sistem sosial ialah alat pembantu
untuk menjelaskan tentang kelompok-kelompok manusia yang bertitik tolak dari
pandangan bahwa kelompok-kelompok manusia merupakan suatu sistem. Sistem sosial
bersifat abstrak sehingga komponennya tidak dapat dilihat, tetapi dapat
dibayangkan dengan konstruksi berpikir Tiap-tiap sistem
sosial terdiri atas pola-pola perilaku tertentu yang mempunyai struktur dalam
dua arti, yaitu:
a.
Relasi-relasi
sendiri antara orang-orang yang bersifat agak mantap dan tidak cepat berubah.
b.
Perilaku-perilaku
mempunyai corak atau bentuk yang relatif mantap. Sistem sosial merupakan
sinergi antar berbagai sub sistem dalam kehidupan masyarakat yang saling
bergantung dan saling berkaitan.
Dalam
konsep ini maka masyarakat disebut
sebagaisuatu sistem sosial
yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling
menyatu dalam kesimbangan. Perubahan yang terjadi satu bagian akan membawa
perubahan pula terhadap bagian lain. Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem dimana seluruh
struktur sosialnya terintegrasi menjadi satu, masing-masing memiliki fungsi
yang berbeda-beda tapi saling berkaitan dan menciptakan konsensus dan
keteraturan sosial serta keseluruhan elemen akan saling beradaptasi baik
terhadap perubahan internal dan eksternal dari masyarakat (Ritzer, 2017; 21).
Parsons
menyampaikan bahwa terdapat empat imperatif fungsional yang diperlukan atau
menjadi ciri seluruh sistem – adaptasi (A/adaptation), (Goal
attainment/pencapaian tujuan), (integrasi) dan (Latency) atau pemeliharaan
pola. Secara bersama–sama, keempat imperatif fungsional tersebut di sebut
dengan skema AGIL. Menurut Damsar
dan Indrayani, (2019; 49-54) bahwa
bertahan hidup maka sistem harus menjalankan keempat fungsi tersebut. Funsgi dalam system masyarakattersebut adalah:
a.
Adaptasi, sistem harus mengatasi kebutuhan
situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan
menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan–kebutuhannya.
b.
Pencapaian tujuan, sistem harus
mendefinisikan dan mencapai tujuan– tujuan utamannya.
c.
Integrasi, sistem harus mengatur hubungan
bagian–bagian yang menjadi komponennya. Ia pun harus mengatur hubungan antar
ketiga imperatif fungsional tersebut (A,G,L).
d.
Latency (pemeliharaan pola), sistem harus
melengkapi, memelihara dan memperbaharui motivasi individu dan pola–pola budaya
yang menciptkan dan mempertahankan motivasi tersebut.
Parsons mendesain skema AGIL agar
dapat digunakan pada semua level sistem teoritsnya. Dalam pembahasan ini
tentang keempat sistem tindakan maka akan menjabarkan cara parsons menggunakan
AGIL. Organisme behavioral adalah sistem tindakan yang menangani fungsi
adaptasi dengan menyesuaikan dan mengubah dunia luar. Sistem kepribadian menjalankan
fungsi pencapaian tujuan dengan mendefinisikan tujuan sistem dan memobilitasi
sumber daya yang digunakan untuk mencapainnya. Sistem sosial menangani fungsi
integrasi dengan mengontrol bagian- bagian yang menjadi komponennya, akhirnya ,
sistem kultur menjalankan fungsi latency dengan membekali aktor dengan norma
dan nilai- nilai yang memotivasi mereka untuk bertindak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar