Rabu, 29 September 2021

Pengertian Kepuasan Kerja (skripsi dan tesis)


Terdapat perbedaan pandangan mengenai komprehensifitas teori
kepuasan kerja. Wijono (2012) mengatakan bahwa tidak seorang pun yang
dapat memberikan penjelasan tentang teori kepuasan kerja secara
komprehensif. Di sisi lain, menurut Luthans (2006), Locke memberikan
definisi komprehensif dari kepuasan kerja yang meliputi reaksi atau sikap
kognitif, afektif, dan evaluatif dan menyatakan bahwa kepuasan kerja
adalah “keadaan emosi yang senang astau positif yang berasal dari
penilaian pekerjaan atau pengalaman kerja seseorang”. Menurut Locke
(1976, dalam Judge & Klinger, n.d.) kepuasan kerja adalah “a pleasure or
positive emotional state resulting from the appraisal of one’s or job
experiences”. Locke (1976, dalam Hyun, 2009) mendefinisikan kepuasan
kerja sebagai “the positive emotional state stemming from valuation of a
person’s experience associated with job”. Locke &Luthan (Tella, Ayeni
& Popoola, 2007; Azeem, 2010), tentang definisi kepuasan kerja, yaitu
sebagai “pleasurable or positive emotional state resulting from the
appraisal of ones or job experiences”.
Spector (Murray, 1999) memandang kepuasan kerja sebagai
“a cluster of evaluative feelings about the job”. Sedangkan Wexley &
Yukl (1977, dalam As’ad, 2002) menyebut kepuasan kerja ialah “the way
an employee feels about his her job”. Ramayah, Jantan &Tadisina
(Rizwan et al, 2010) menjelaskan “how employees are buoyant to come to
work and how they get enforced to perform their job”. Herzberg et al
mendefinisikan kepuasan kerja sebagai “the feelings of people toward
their work, or their attitudes” – perasaan orang-orang terhadap
pekerjaannya, atau sikapnya (Tietjen& Myers, 1998).
Ravari et al. (2012) memaparkan beberapa konsep kepuasan kerja
berdasarkan hasil review terhadap 38 artikel kepuasan kerja dalam natur
dan desain kuantitatif, yang diterbitkan antara tahun 1986 dan 2009.
Hasilnya, ia mendefinisikan kepuasan sebagai affect, sikap, ekspektasi,
sistem kepercayaan, dan konstruk multidimensional.
a. Kepuasan sebagai affect
“An individual’s perceptual / emotional reaction to important facets of
work”. Para ahli mendefinisikan kepuasan kerja sebagai “an affective
(emotional) reaction to one’s job”. Kepuasan kerja adalah suatu reaksi
afektif (emosional) terhadap pekerjaan seseorang. Kepuasan kerja ini
kerap dipengaruhi oleh afektifitas positif dan afektivitas negatif, yang
merupakan variabel kepribadian.
b. Kepuasan sebagai sikap
Sebagai sikap, definisi kepuasan kerja adalah ”a positive (or negative)
evaluative judgment one makes about one’s job or job situation”.
c. Kepuasan sebagai ekspektasi
Sebagai “the evaluation of one’s job and the employing company as
contributing suitably to the attatinment of one’s personal objetives”.
Juga sebagai “the difference between the amount of reward workers
recieve and the amount they believe they should recieve”.
d. Kepuasan sebagai sistem kepercayaan
Values is highlighted by the results of studies suggesting that job
satisfaction decreases when intrinsic work values are not met. Hegney
et al. (2006, dalam Ravari et al. 2012) mendefinisikan bahwa nilainilai sebagai “enduring beliefs that guide the individual’s attitudes,
judgements, and behaviors”. Sementara White (Ravari et al.2012)
menyatakan nilai-nilai sebagai “beliefs that are experienced by the
individual as standards that guide how he or she should function”.
e. Kepuasan sebagai konstruk multifacet
Job satisfaction is a complex multidimensional concept. There is no
consensus model for the dimensions of job satisfaction. Disebut
sebagai multifacet construct, artinya facet-facet kepuasan secara
spesifik berhubungan dengan upah, pekerjaan, supervisi, kesempatan
profesional, praktik-praktik organisasional, dan relasi dengan rekan
kerja.
f. Kepuasan sebagai konsep terikat
Various features of the job environment are affecting job satisfaction.
Kepuasan kerja merupakan suatu konsep yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor seperti individual, karakteristik organisasional, mekanika
kerja, dan berbagai faktor lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, penulis menyimpulkan kepuasan
kerja merupakan reaksi evaluatif individu atas pekerjaannya dengan
melibatkan emosi dan sikap. Reaksi yangpenulis maksudkan adalah
tanggapan afektif individu yang muncul setelah stimulusterkait pekerjaan
terjadi. Stimulus tersebut terkait dengan kebutuhan motivator dan hygiene.

Tidak ada komentar: