Rabu, 29 September 2021

Definisi Stres Kerja (skripsi dan tesis)


Istilah stres berasal dari kata dalam bahasa Latin, “stringere” yang
berarti “menarik kencang (to draw tight)” (Malik, Safwan, & Sindhu,
2011). Dalam bahasa Inggris, stres disebut “stress”, yang berarti
“ketegangan” atau “tekanan” (Echols & Shadly, 2003). Ketegangan ini
dapat memberi manfaat positif maupun negatif. Terdapat dua kategori dari
bentuk dasar stres, yaitu eustress dan distress. Colligan & Higgins (2005)
menerangkan bahwa eustress bisa dipahami sebagai stres positif atau stres
yang baik, sedangkan distress merupakan reaksi stres terhadap stresor
yang dinilai negatif. Eustress dan distress meliputi respon-respon secara
kognitif, perilaku, emosional, dan fisik. Lazarus (2000, dalam Colligan &
Higgins, 2005) menyatakan bahwa “stress comes from any situation or
circumstance that requires behavioral adjustment. Any change, either
good or bad, is stressful, and whether it’s a positive or negative change,
the physiological response is the same”.
Ivancevich, Konopaske & Matteson (2007) mendefinisikan stres
sebagai “suatu respon adaptif, dimoderasi oleh perbedaan individu, yang
merupakan konsekuensi dari setiap tindakan, situasi, atau peristiwa yang
memberikan tuntutan khusus terhadap seseorang”. Lazarus & Folkman’s
(Butler, n.d) mengatakan bahwa stres adalah “aparticular relationship
between the person and the environment that is appraised by the person as
taxing prexceeding his or her resourches and endangering his or her well
being”. Wijono (2012) menyatakan stres kerja sebagai suatu kondisi dari
hasil penghayatan subjektif individu yang dapat berupa interaksi antara
individu dan lingkungan kerja yang dapat mengancam dan memberi
tekanan secara psikologis, fisiologis, dan sikap individu.
Menurut Nykodym & George (1989, dalam Wijono, 2012), secara
umum, stres didefinisikan sebagai rangsangan eksternal yang mengganggu
fungsi mental, fisik, dan kimiawi dalam tubuh seseorang. Dalam kaitannya
dengan organisasi, Hielriegel & Slocum (1986, dalam Wijono, 2012)
menyatakan bahwa stres kerja merupakan umpan balik atas diri karyawan
secara fisiologis maupun psikologis terhadap keinginanan atau permintaan
organisasi. Beehr & Newman (1978, dalam Wijono, 2012) mendefinisikan
stres kerja sebagai suatu keadaan yang timbul dalam interaksi di antara
manusia dan pekerjaan.Mongolis & Kroes (Beehr & Newman, 1978,
dalam Wijono, 2013) memberikan definisi stres kerja sebagai suatu
interaksi antara situasi pekerjaan dan karakteristik pegawai yang
mengganggu kondisi pegawai secara psikologis atau homeostasi fisiologis.
Sedangkan McCormick (Kusumadewi, 2012) mendefinisikan stres kerja
merupakan perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan yang dialami
oleh individu dalam bekerja di tempat kerja; perasaan yang tidak
menyenangkan ini dapat mengakibatkan tekanan pada kondisi fisik, psikis
secara subjektif, kognitif maupun perilaku yang dapat membawa dampak
negatif terhadap individu itu sendiri. Dengan demikian, penulis
menyimpulkan stres kerja sebagai perasaan-perasaan tidak menyenangkan
sebagai respon adaptif individu terkait pekerjaan dan lingkungan kerja
organisasional yang termanifestasi pada kondisi fisik, psikologis, kognitif,
dan perilaku individu tersebut. 

Tidak ada komentar: