Menurut Spreitzer (1995) pemberdayaan psikologis adalah sebagai
konstruk motivasional yang dimanifestasikan dalam empat kognitif: meaning, competence, self-determination, dan impact. Keempat kognisi tersebut
merefleksikan sikap proaktif, dan berorientasi pada pekerjaannya. Menurut
Ratnawati (2004) pemberdayaan psikologis dikonseptualisasikan dalam
pengertian variabel penilaian tugas (task assessments), yang menentukan
motivasi dalam diri pekerja. Penilaian tugas yang dilakukan secara individu
meliputi: melihat bagaimana pengaruh, kompetensi, perasaan berarti, dan
pemilihan.
Menurut Debora (2006) pemberdayaan psikologis merupakan
pemberdayaan sebagai konstruk motivasional, dalam literatur psikologi,
kekuasaan dan kendali digunakan sebagai kondisi kepercayaan (belief state),
yang bersifat motivasional atau yang mengandung pengharapan dan bersifat
informal dalam diri tiap-tiap individu. Dalam artian motivasional, kekuasaan
adalah kebutuhan intrinsik dari dalam diri individu yang memiliki kebebasan
membuat keputusan (self-determination), atau kebutuhan intrinsik untuk
merasa yakin pada efektivitas diri.
Menurut Lee, Weaver, dan Hrostowski (2011) pemberdayaan
psikologis ditempat kerja dapat dilihat sebagai satu set kognisi yang dibentuk
oleh interaksi antara orang dan lingkungan kerja mereka. Selajutnya Lee,
Weaver, dan Hrostowski menyatakan bahwa pemberdayaan psikologis
merupakan seperangkat kognisi yang mempengaruhi keyakinan pekerja
bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membentuk peristiwa dalam
pekerjaan mereka dan kehidupan mereka, bahwa tindakan mereka efektif,
dan memiliki kontrol atas pilihan dan tindakan mereka.
Menurut Koesindratmono dan Septarini (2011) pemberdayaan
psikologis merupakan suatu keadaan yang memberikan power dan kendali
kepada seseorang, sehingga perasaan mampu untuk melakukan pekerjaan dan
memperlancar keadaan yang dapat meningkatkan motivasi intrinsik terhadap
tugas, yang dimanifestasikan kedalam empat kognisi, yaitu meaning,
competence, self-determination, dan impact; yang mencerminkan orientasi
seseorang terhadap pekerjaannya. Menurut Gunawan & Viyanita (2012)
pemberdayaan psikologis merupakan salah satu tindakan motivasi terhadap
karyawan agar dapat melakukan pekerjaan seefektif mungkin. Menurut
Indradevi (2012) pemberdayaan psikologis adalah pengalaman individu pada
pemberdayaan di tempat kerja. Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pemberdayaan psikologis adalah upaya membangun individu dari
seperangkat kognisi yang dibentuk dari interaksi antara individu dengan
lingkungan kerja serta mencerminkan orientasi kerja yang aktif, yaitu dengan
memperhatikan makna, kompetensi, dampak, dan penentuan diri dalam
pekerjaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar