Fatimah (2010: 194-195) berpendapat bahwa penyesuaian diri
memiliki dua aspek, yaitu penyesuaian yang positif dan penyesuaian yang
salah:
a. Penyesuaian yang positif
Individu yang tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara
positif ditandai sebagai berikut:
1) Tidak menunjukan adanya ketegangan emosional yang berlebihan
2) Tidak menunjukan adanya mekanisme pertahanan yang salah
3) Tidak menunjukan adanya frustasi pribadi
4) Memiliki pertimbangan yang rasional dalam pengendalian diri
5) Mampu belajar dari pengalaman
6) Bersikap realistic dan objektif
Dalam penyesuaian diri yang positif, individu akan melakukan berbagai
aspek berikut :
1) Penyesuaian diri dalam Menghadapi masalah secara langsung
2) Penyesuaian diri dengan melakukan eksplorasi
3) Penyesuaian diri dengan Trial and error
4) Penyesuaian dengan substitusi ( mencari pengganti )
5) Penyesuaian diri dengan belajar
6) Penyesuaian diri dengan pengendalian diri
7) Penyesuaian diri dengan perencanaan yang cermat
b. Penyesuaian Diri yang salah
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif dapat
mengakibatkan individu melakukan penyesuaian diri yang salah. Penyesuaian
diri yang salah ditandai oelh sikap dan tingkah laku yangs serba salah, tidak
terarah, emosional, sikap yang tidak realistic, membabi buta, dan sebagainya.
Ada tiga aspek reaksi dalam penyesuaian diri yang salah, yaitu :
1) Reaksi Bertahan (Defence reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya dengan seolah – olah
ia tidak sedang menghadapi kegagalan. Ia akan berusaha menunjukan bahwa
dirinya tidak mengalami kesulitan.
2) Reaksi Menyerang (Aggressive reaction)
Individu yang salah dalam menyesuaikan diri akan menunjukan sikap dan
perilaku yang bersifat menyerang atau konfrontasi untuk menutupi
kekurangan atau kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalanya atau
tidak mau menerima kenyataan.
3) Reaksi melarikan diri (Escape Reaction)
Dalam reaksi ini, individu akan melarikan diri dari situasi yang
menimbulkan konflik atau kegagalannya.
Kumalasari & Ahyani (dalam Pramadi, 2012: 21) menyatakan ada
empat aspek dalam penyesuaian diri, yaitu:
a. Aspek self knowledge dan self insight, yaitu:
Kemampuan mengenal kelebihan dan kekurangan diri. Kemampuan ini
harus ditunjukan dengan emosional insight, yaitu kesadaran diri akan
kelemahan yang didukung oleh sikap yang sehat terhadap kelemahan
tersebut.
b. Aspek self objectifity dan self acceptance, yaitu:
Apabila individu telah mengenal dirinya, ia bersikap realistik yang
kemudian mengarah pada penerimaan diri.
a. Aspek self development dan selft control, yaitu:
Kendali diri berarti mengarahkan diri, regulasi pada impuls-impuls,
pemikiran-pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan tingkah laku yang sesuai.
Kendali diri bisa mengembangkan kepribadian kearah kematangan, sehingga
kegagalan dapat diatasi dengan matang.
17
c. Aspek satisfaction, yaitu:
Adanya rasa puas terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan,
menganggap segala sesuatu merupakan suatu pengalaman dan bisa
keinginannya terpenuhi maka ia akan merasakan suatu kepuasan dalam
dirinya.
Sedangkan individu dikatakan berhasil dalam melakukan penyesuaian
diri apabila dapat memenuhi kebutuhan dengan cara yang wajar serta dapat
diterima oleh lingkungan tanpa merugikan ataupun mengganggu
lingkungannya, terdapat tiga aspek dalam penyesuaian diri menurut Adler &
Rychlak (Agustiani, 2009: 148-149) yaitu:
a. Inferiority
Perasaan yang kompleks tentang perasaan rendah diri yang diungkap
oleh adler ternyata berasal dari pertahanan diri yang terbentuk akibat
perbuatan dan ketidakmampuan untuk berbicara atau lebih spesifik seperti
secara fisik, kurang tangas, kurang tinggi atau juga kurang terampil secara
akademik.
b. Gaya Hidup
Gaya Hidup Mencerminkan kepribadian seseorang. Jika kita dapat
mengerti akan tujuan hidup seseorang, maka kita akan mengerti arah yang
akan diambil, dan hal ini merupakan kepribadian dari individu yang
bersangkutan.
a. Minat Sosial
Minat sosial melibatkan perasaan akan adanya kesatuan dengan orang
lain, merasa, menyatu dan memiliki lingkungan.
Mahendrani & Rahayu (dalam Haber & Runyon, 2014: 134)
menyatakan terdapat lima aspek dalam penyesuaian diri, yaitu:
a. Ketetapan persepsi terhadap realitas
Individu seringkali berhati-hati dalam mengatur tujuannya, sehingga
individu mampu menentukan tujuan yang sesuai dengan kemampuannya.
Serta mengharpkan individu dapat membuat penilaian terhadap konsekuensi
pada masing-masing tindakan dan paling penting adalah kemampuan untuk
mengenal konsekuensi atau tindakannya dan untuk menentukan perilaku
individu yang sesuai.
b. Kemampuan untuk mengatasi stres dan kecemasan
Untuk mengukur penyesuaian diri adalah bagaimana individu
mengatasinya dengan mengatur kembali persoalan, dan konflik.
c. Gambaran diri yang positif
Individu mempunyai gambaran diri yang positif dapat dilihat melalui
penilaian pribadi maupun penilaian orang lain.
d. Kemampuan untuk mengekspresikan perasaan
Jika Individu dapat mengekspresikan perasaanya, individu dapat
memiliki ekspresi emosi dan kontrol emosi yang baik.
e. Hubungan interpersonal yang baik
Sebagai makhluk sosial, individu memiliki hubungan interpersonal
yang baik. Individu yang memiliki penyesuaian diri yang baik dapat
membentuk hubungan dengan cara yang berkualitas dan bermanfaat.
Desmita (2011: 195) Mengacu pada beberapa konsep tentang sehatnya
kerpibadian individu yang diajukan oleh beberapa ahli, seperti kepribadian
normal (Cole, 1973), kepribadian produktif (Fromm & Gilmore, 1974), dan
psiko-higiene (Sikun Pribadi, 1971), maka secara garis besarnya
penyesuaian diri yang sehat dapat dilihat dari empat aspek kepribadian.
Yaitu: 1) kematangan emosi; 2) kematangan intelektual; 3) kematangan
social; 4) tanggung jawab.
1) Kematangan emosional mencangkup aspek – aspek:
a. Kemantapan suasana kehidupan emosional.
b. Kemantapan suasana kehidupan bersama dengan orang lain.
c. Kemampuan untuk menyatakan santai, gembira dan menyatakan
kejengkelan.
d. Sikap dan perasaan terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri.
2) Kematangan intelektual mencangkup aspek – aspek:
a. Kemampuan mencapai wawasan diri sendiri
b. Kemampuan memahami orang lain dan keragamanya
c. Kemampuan mengambil keputusan
d. Keterbukaan dalam mengenal lingkungan
3) Kematangan sosial mencangkup aspek – aspek:
a. Keterlibatan dalam partisipasi social.
b. Kesediaan kerja sama
c. Kemampuan kepemimpinan
d. Sikap toleransi
e. Kearaban dalam pergaulan.
4) Tanggung jawab mencangkup aspek – aspek:
a. Sikap poduktf dalam mengembangkan diri
b. Melakukan perencanaan dan melakukannya secara fleksibel.
c. Sikap alturisme, empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal.
d. Melihat perilaku dari segi konsekuensi atas dasar system nilai.
e. Kemampuan bertindak independen.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penyesuaian
diri memiliki aspek - aspek seperti berupa Kematangan Emosi, Kematangan
Intelektual, Kematangan Sosial Serta Bertanggung jawab sehingga individu
mampu beradaptasi serta terbebas dari konflik dan menyesuaiakan dirinya
atas dasar ketidaksesuaian dalam dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar