Investor yang mempunyai mental accounting dalam
pengambilan keputusan saat bertransaksi ialah investor yang
mempertimbangkan cost dan benefit dari keputusan yang diambil
(Nofsinger, 2005:45). Dengan seperti itu investor merasa aman.
Dalam arti investor lebih aman dalam melakukan transaksi sehingga
bisa meminimalkan resiko karena adanya pertimbangan cost dan
benefit yang akan diperoleh dengan keputusan yang diambil
misalnya resiko terjadinya loss dalam jumlah yang besar. Indikator
yang digunakan yaitu, “dalam berinvestasi investor selalu
menghitung keuntungan yang akan diperoleh; dalam melakukan
investasi investor selalu menghitung biaya yang akan dikeluarkan”.
Proses pembelian barang dalam mental accounting dipandang
dari sisi laba dan rugi. Barang yang diperoleh dianggap sebagai laba,
sedangkan uang yang dibayarkan dianggap sebagai rugi. Namun,
hasil penelitian yang dilakukan oleh Kahneman and Tversky (1984) dan Thaler (1985) menolak gagasan tersebut. Menurut mereka
seseorang memperoleh dua macam utilitas dari proses pembelian
tersebut, yaitu utilitas akuisisi dan utilitas transaksi. Utilitas akuisisi
mengukur nilai dari barang yang diperoleh dibandingkan dengan
harga barang tersebut. Utilitas akuisisi merupakan nilai yang
bersedia dibayar pembeli. Penilaian barang tersebut dianggap
sebagai hadiah yang diperoleh dikurangi dengan harga yang harus
dibayarkan. Sedangkan utilitas transaksi adalah mengukur nilai yang
disepakati. Nilai yang disepakati ini merupakan harga regular yang
bersedia dibayar untuk memperoleh suatu barang. Harga tersebut
merupakan perbedaan dari jumlah yang dibayar oleh pembeli
dengan harga yang sebenarnya diharapkan pembeli atas barang
tesebut. Konsep utilitas transaksi ini tidak berlaku dalam model
ekonimi standar karena konsumsi individu selalu sama dalam
kondisi apapun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar