Kurangnya skeptisme dari auditor akan menyebabkan ketidakmampuan auditor untuk
melihat adanya peningkatan risiko yang telah terjadi (Hammersley, 2011). Auditor harus
bersikap kritis terhadap seluruh bukti selama proses audit, baik dari fase pengumpulan bukti
hingga fase evaluasi bukti audit. Hurtt (2010b) mendefinisikan skeptisme profesional sebagai
konstruk multi-dimensional yang menandakan adanya kecenderungan dari setiap individu untuk menunda membuat kesimpulan hingga memperoleh bukti yang cukup untuk
mendukung salah satu alternatif penjelasan dibandingkan yang lain. Hurtt, et al.(2010a)
menyampaikan bahwa karakter skeptisme dari auditor akan mempengaruhi perilaku auditor,
yaitu penilaian bukti dan pembuatan argumentasi alternatif, dimana penilaian bukti tersebut
terdiri dari pencarian informasi tambahan oleh auditor, deteksi informasi yang berkontradiksi,
dan kesalahan yang tidak disengaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar