Muhammad Shohib (2015) menyatakan bahwa sikap terhadap uang
merupakan sudut pandang atau perilaku seorang individu terhadap uang. Setiap
individu memiliki sikap, perilaku dan cara pandang yang berbeda terhadap uang.
Menurut Ajzen (2002), menjelaskan bahwa sikap bisa mempengaruhi individu
untuk berperilaku. Sedangkan niat untuk berperilaku mempengaruhi perilaku
seseorang. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap secara tidak langsung bisa
mempengaruhi perilaku indivuidu.
Uang dapat mempengaruhi seseorang untuk berpikir dan bertindak secara
irrasional seperti memunculkan sifat dan perilaku keserakahan, dendam, ketakutan
dan perilaku antisocial (Muhammad Sohib, 2015). Sikap terhadap uang
memberikan arti bahwa uang menjadi bagian penting dalam kehidupannya,
sumber rasa hormat, kualitas hidup, kebebasan dan bahkan kejahatan yang
ditunjukkan sesuai dengan tingkat pemahaman dan kepribadian seseorang
(Duravasula and Lysonsnki, 2007). Bagi mereka yang tidak memiliki uang, uang
dapat menjadi motivator (Muhammad Sohib, 2015). Hal tersebut karena uang
dapat membuat individu menjadi termotivasi untuk melakukan pengelolaan
uangnya dengan baik untuk masa depan, melakukan perencanaan dan berhati-hati
dalam membelanjakannya.
Para ahli mempelajari psikologi uang melalui berbagai penelitian yang
telah dilakukan yang mengungkapkan dengan adanya teori tentang money belief , money ethic, dan money attitude (Muh. Sohib, 2015).
Sikap terhadap uang penting
untuk dipahami karena dapat menentukan perilaku uang individu yang mengacu
pada bagaimana seseorang merasa tentang masalah keuangan pribadi, yang diukur
dengan tanggapan atas sebuah pernyataan atau opini. Sikap terhadap uang
dipengaruhi oleh berbagai fakto-faktor seperti pengalaman masa lalu seseorang,
pendidikan, keuangan, status sosial, lingkungan sosial ekonomi dan keluarga
(Taneja, 2012). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap terhadap uang
seseorang juga berpengaruh terhadap cara seseorang berperilaku dan mengelola
utangnya.
Yamuchi dan Templer (1982) membagi sikap terhadap uang dalam 5
dimensi yaitu :
1. Power-Prestige (kekuasan-gengsi), mengartikan uang sebagai sumber
kekuasaan, mendapatkan pengakuan eksternal, sebagai pencarian status,
persaingan dan kepemilikan barang-barang bermerk.
2. Retention Time (keamanan – pengelolaan), uang harus dikelola dengan baik
untuk masa depan, melakukan perencanaan dan kehati-hatian dalam
membelanjakan uang serta menggunakan uang untuk kepentingan masa
depan yang baik.
3. Distrust (ketidakpercayaan), mengartikan uang dapat menjadi sumber untuk
berperilaku curiga, memunculkan keraguan dan ketidakpercayaan dalam
mengambil keputusan dalam menggunakan uang. 4. Quality (kualitas), uang dapat menjadi simbol kualitas hidup seseorang
dengan melakukan pembelian barang-barang yang berkualitas dan
produktif.
5. Anxiety (kegelisahan) uang sebagai sumber kecemasan dan stress
Tidak ada komentar:
Posting Komentar