Pelaporan keuangan (financial reporting) adalah media yang digunakan
perusahaan untuk mengkomunikasikan kegiatan masa lalu, hasil usaha dan
kegiatan masa depan organisasi kepada pihak luar. Pelaporan keuangan
merupakan praktik pelaporan, pengungkapan dan pertanggungjawaban perusahaan
terhadap pemegang saham (shareholders) dan pemilik modal atas sumber daya
yang dikelolanya. Adapun tujuan dari financial reporting Menurut SFAC no 1
(FASB, 1978) adalah untuk menyediakan:
1. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan investasi;
2. Informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan kredit;
3. Informasi dalam menilai arus kas masa depan; dan
4. Informasi mengenai sumber daya perusahaan, claim terhadap sumber daya
dan perubahan yang terjadi pada sumber daya tersebut.
Pada awalnya, pelaporan keuangan hanya terbatas pada isi laporan
keuangan yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan
ekuitas dan catatan atas laporan keuangan (David, 2002). Namun demikian, dalam
perkembangannya ruang lingkup pelaporan keuangan tidak hanya mencakup
laporan keuangan yang diaudit tetapi juga mencakup media pelaporan informasi
lainnya.
Dalam FASB (1978) disebutkan: Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media
pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,
dengan informasi yang disediakan oleh system akuntansi – yaitu informasi
tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain.
.Teks naratif (narrative text) merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan tahunan modern (Jones, 1996). Teks naratif merupakan bagian yang
semakin popular dan terlihat pada bagian awal dalam laporan tahunan. Selain itu,
teks naratif merupakan komplemen penting dari laporan keuangan yang
terkandung dalam laporan tahunan (Courtis, 2002). Teks naratif, menurut David
(2002) antara lain meliputi:
1. Diskusi dan analisis manajemen, yang digunakan sebagai suatu media
untuk menginterpretasikan dan mendiskusikan suatu tujuan perusahaan,
2. Sambutan tertulis Direksi dan Komisaris, yang digunakan sebagai surat
pengantar yang berisi informasi tentang ringkasan kinerja yang lalu dan
rencana masa yang akan datang.
Menurut Henderson (2004), teks naratif pada laporan tahunan lebih
penting dari laporan keuangan itu sendiri. Hal ini diperkuat oleh Bartlett dan
Chandler (1997) yang mengatakan bahwa teks naratif dalam laporan tahunan,
khususnya pernyataan Direksi, terlihat lebih menarik pembaca daripada bagian
lain dari laporan tahunan. Hal ini disebabkan investor lebih cenderung untuk
membaca dan memahami bagian narasi dari angka yang diberikan (dikutip oleh
Wills, 2008).
Melalui teks naratif, perusahaan secara aktif berusaha membentuk image
positif dan menghindari image negatif (Gardner and Martinko, 1988). Hyland
(1998) juga mengatakan bahwa surat pernyataan Direksi merupakan alat untuk “membangun kredibilitas dan kepercayaan diri” yang digunakan untuk
mempromosikan citra perusahaan ke berbagai pihak. Oleh karena itu, pesan yang
disampaikan melalui narrative text pada laporan tahunan merupakan salah satu
strategi komunikasi yang dilakukan perusahaan. Pemahaman terhadap strategi
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari teori komunikasi yang terbentuk melalui
proses sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar