Salah satu persepsi yang dimiliki individu terhadap perusahaan yaitu
mengenai dukungan organisasi. Persepsi dukungan organisasi dapat dipengaruhi oleh
struktur formal dan struktur sosial dari organisasi. Stuktur sosial terdiri dari respect,
reward, gaji, promosi dan struktur formal terdiri dari kebijakan, aturan, keputusan
dan srategi (Cropanzano et al.,1997). Sedangkan Sabri (2014) menyatakan perilaku
positif dan negatif karyawan mempengaruhi perceived organizational support.
Mohamed dan Ali (2015) menyatakan persepsi dukungan organisasi dalam
basis teori dukungan organisasi terdiri dari keadilan organisasional, imbalan
(rewards) dan kondisi kerja organisasi. Keadilan organisasional fokus terhadap cara
yang digunakan untuk menentukan distribusi sumber daya di antara karyawan
berkaitan dengan kesejahteraan. Imbalan (rewards) terdiri dari pengakuan, gaji dan promosi. Kondisi kerja organisasi terdiri dari job security,autonomy, role stressors
dan traning.
Berdasarkan teori dukungan organisasi Rhoades dan Eisenberger (2002),
terdapat tiga bentuk umum tindakan dari organisasi yang dipersepsikan dapat
meningkatkan POS, yaitu asas keadilan (fairness), penghargaan dari oganisasi dan
kondisi pekerjaan (organizational rewards and job conditions) serta dukungan atasan
(supervisory support), berikut penjelasan lebih lanjut mengenai ketiga hal tersebut:
1) Keadilan yang diterima (fairness)
Keadilan merupakan memberikan sesuatu kepada seseorang sesuai dengan
haknya. Croppanzano et al. (1997) menyatakan karyawan akan mengevaluasi
keadillan dalam tiga klasifikasi peristiwa yaitu hasil yang mereka terima dari
organisasi (keadilan distributif), kebijakan formal atau proses dengan suatu
pencapaian dialokasikan (keadilan prosedural) dan perlakuan yang diambil oleh
pengambil keputusan antar personal dalam organisasi (keadilan interaksional).
Keadilan adalah salah satu anteseden yang paling kuat dalam mempengaruhi
POS, karena karyawan akan menganggap perlakuan adil yang dilakukan oleh
organisasi sebagai indikasi kepedulian terhadap dirinya (Rhoades dan
Eisenberger, 2002).
Perlakuan adil yang dapat mempengaruhi perceived organizational support
adalah keadilan prosedural. Keadilan prosedural merupakan keadilan yang
dirasakan melalui kebijakan dan prosedur yang digunakan dalam membuat keputusan dalam lingkungan kerja. Keadilan prosedural fokus pada prosedur yang
digunakan oleh organisasi untuk membagi sumber daya dan membuat keputusan.
Terdapat hubungan yang positif antara keadilan prosedural dengan perceived
organizational support (Rhoades dan Eisenberger, 2002), dimana organisasi
mendorong karyawan untuk menyuarakan pendapatnya, diberikan keadilan dalam
mengembangkan performa kerja, karir serta diperlakukan hormat saat
pengadministrasian peraturan atau prosedur. Hal tersebut akan memunculkan
pandangan bahwa organisasi menghargai kontribusi karyawan dan peduli
terhadap kesejahteraan dirinya sehingga akan meningkatkan perceived
organizational support karyawan (Rhoades & Eisenberger, 2002).
2) Imbalan dan kondisi kerja organisasi (organizational rewards and job condition)
Imbalan merupakan sesuatu yang diterima oleh karyawan sebagai hasil dari
pekerjaan dan kondisi kerja organisasi merupakan kondisi atau keadaan
lingkungan kerja karyawan. Terdapat berbagai imbalan dan kondisi kerja yang
diteliti hubungannya dengan POS, seperti pengakuan, gaji, promosi, job security,
autonomy, role stressors, pelatihan dan ukuran organisasi. Uraian lebih lanjut
mengenai imbalan dan kondisi kerja sebagai berikut:
a) Pengakuan, gaji dan promosi
Menurut pandangan organizational support theory, kesempatan untuk
memperoleh imbalan (pengakuan, gaji dan promosi) akan meningkatkan
kontribusi karyawan dan akan meningkatkan POS. b) Job security (keamanan dalam bekerja)
Adanya jaminan bahwa organisasi ingin mempertahankan keanggotaan di
masa depan memberikan indikasi yang kuat terhadap POS.
c) Autonomy (kemandirian)
Adanya autonomy yaitu kewenangan yang dimiliki karyawan dalam
melakukan dan menentukan pekerjaannya sendiri seperti dalam
penjadwalan, prosedur kerja, dan keberagaman tugas. Kepercayaan yang
diberikan pada karyawan untuk menentukan cara yang diinginkan dalam
melakukan pekerjaan, dapat meningkatkan POS.
d) Role Stressor
Stres mengacu pada ketidakmampuan individu mengenai tuntutan dari
lingkungan (Rhoades & Eisenberger,2002). Stres berkolerasi negatif
dengan POS karena karyawan tahu bahwa faktor-faktor penyebab stres
berasal dari lingkungan yang dikontrol oleh organisasi. Stres terkait
dengan tiga aspek peran karyawan dalam organisasi yang berkolerasi
negatif dengan POS, yaitu tuntutan bekerja melebihi kemampuan
karyawan dalam waktu tertentu (work-overload), kurangnya informasi
yang jelas tentang tanggung jawab pekerjaan (role ambiguity) dan adanya
tanggung jawab yang saling bertentangan (role conflict). e) Pelatihan
Adanya pelatihan menunjukkan kemampuan organisasi memberikan
investasi pada karyawan sehingga pemberian pelatihan dapat
meningkatkan POS.
f) Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi berpengaruh terhadap dukungan karyawan. Organisasi
yang besar, dimanya adanya aturan formal dan prosedur yang mengatur
karyawan sehingga mengurangi fleksiblitas organisasi dalam menangani
kebutuhan karyawan. Hal ini dapat menurunkan POS pada karyawan.
3) Dukungan atasan (supervisory support)
Dukungan atasan merupakan keterlibatan supervisor (atasan) dalam mengarahkan
dan mengevaluasi kinerja bawahan. Supervisor bertindak sebagai agen dalam
organisasi. Pandangan karyawan mengenai dukungan supervisor menjadi indikasi
dukungan organisasi. Karyawan juga mengembangkan pandangan umum
mengenai sejauhmana supervisor menghargai kontribusi dan peduli terhadap
kesejahteraan bawahan.
Berdasarkan penjelasan dimensi dari perceived organizational support yang
telah disampaikan sebelumnya, masing-masing peneliti memiliki pendapat yang
berberbeda, namun terdapat kemiripan antara pendangan dari Cropanzano et al.
(1997), Mohamed dan Ali (2015) dan pandangan dari Rhoades dan Eisenberger
(2002), di mana struktur formal organisasi seperti respect, reward, gaji dan promosi yang dinyatakan oleh Cropanzano et al. (1997) dikategorikan sebagai imbalan oleh
Rhoades dan Eisenberger (2002), Mohamed dan Ali (2015) memiliki pandangan yang
sama tentang imbalan yang diterima meliputi pengakuan gaji dan promosi. Lebih
lanjut, Mohamed dan Ali (2015) juga sependapat dengan Rhoades dan Eisenberger
(2002) menyatakan bahwa kondisi kerja organisasi terdiri dari job security,autonomy,
role stressors dan traning. Karena pandangan dari Rhoades dan Eisenberger (2002)
lebih jelas dan spesifik dari pada pandangan peneliti lain, maka dimensi variabel
perceived organizational support dalam penelitian ini mengacu pada dimensi
berdasarkan Rhoades dan Eisenberger (2002)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar