Terdapat beberapa pengukuran dimensi kinerja yang diperoleh dari beberapa
referensi tentang dimensi kerja. Bernardie & Russell (1988) mengungkapkan enam
dimensi kinerja yaitu:
1. Kualitas: tingkatan dimana proses atau hasil dari kegiatan yang sempurna
dengan kata lain melaksanakan kegiatan dengan cara yang ideal atau
menyelesaikan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
2. Kuantitas: besaran yang dihasilkan, dalam bentuk biaya, sejumlah unit atau
sejumlah kegiatan yang diselesaikan.
3. Ketepatan waktu: tingkatan dimana kegiatan diselesaikan atau hasil yang
diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditetapkan dan
menggunakan waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.
4. Efektivitas biaya: tingkatan dimana penggunaan sumber-sumber (antara lain
SDM, biaya, teknologi, materi) dimaksimalkan untuk mendapatkan target
yang tertinggi. 5. Membutuhkan pengawasan: tingkatan dimana seorang karyawan dapat
melakukan pekerjaan tanpa harus ditemani oleh pengawas atau tanpa harus
mengikutsertakan intervensi pengawas untuk menghasilkan hasil kerja yang
baik.
6. Pengaruh interpersonal: tingkatan dimana karyawan menunjukkan harga diri,
menjaga nama baik dan dan mampu bekerja sama dengan rekan kerja.
Untuk mencapai atau menilai kinerja, ada dimensi yang menjadi tolak ukur, menurut
Sudarmanto (2015) yaitu:
1. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan
2. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan
3. Penggunaan waktu dalam bekerja yaitu tingkat ketidakhadiran, keterlambatan,
waktu kerja efektif/ jam kerja yang hilang.
4. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.
Dimensi kinerja berdasarkan Edison dkk. (2016) adalah sebagai berikut:
1. Target
Target merupakan jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.
2. Kualitas
Kualitas merupakan mutu yang dihasilkan, baik berupa kerapian kerja dan
ketelitian kerja atau tingkat kesalahan yang dilakukan karyawan. Kualitas
merupakan elemen penting, karena kualitas yang dihasilkan menjadi kekuatan
dalam mempertahankan loyalitas pelanggan.
29
3. Waktu Penyelesaian
Waktu penyelesaian merupakan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu
yang direncanakan. Penyelesaian yang tepat waktu membuat kepastian
distribusi dan penyerahan pekerjaan menjadi pasti. Ini merupakan modal
untuk membuat kepercayaan pelanggan.
4. Taat Asas
Taat asas berarti bekerja dengan cara yang benar dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Berdasarkan penjelasan dimensi kinerja berdasarkan Bernardie & Russell
(1988), Sudarmanto (2015) dan Edison dkk. (2016), Sudarmanto (2015) menekankan
pada waktu terhadap kehadiran pegawai/karyawan dan menyatakan kerja sama
dengan orang lain dalam bekerja mempengaruhi kinerja karyawan, sedangkan
Bernardie & Russell (1988) dan Edison dkk. (2016) menekankan dimensi kinerja
pada waktu penyelesaian produk. Edison dkk. (2016) menekankan target yang harus
dicapai dan taat asas merupakan bagian yang penting dari kinerja. Di sisi lain,
Bernardie & Russell (1988) mengemukakan efektivitas biaya, pengawasan dan
pengaruh interpersonal mempengaruhi kinerja karyawan.
Dalam penelitian ini menggunakan dimensi berdasarkan Edison dkk. (2016),
karena unsur dimensi yang dijelaskan relevan terhadap subjek penelitian (karyawan
bank). Karyawan bank bekerja berdasarkan ukuran target yang ditetapkan setiap
tahunnya yang dituangkan dalam rencana bisnis bank, bekerja mengedepankan
30
kualitas dan menyelesaikannya dengan tepat waktu untuk membentuk profil
perusahaan yang unggul serta menjaga profesionalisme dalam bekerja dengan bekerja
berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar