Beaver (1989) mendefinisikan keyakinan sebagai komponen yang mengupas
secara kritis dalam proses pengambilan
keputusan. Tingkat keyakinan menentukan
perilaku pengambilan keputusan. Peran informasi adalah merubah keyakinan. Perilaku
pengambilan keputusan berubah ketika informasi baru merubah keyakinan. Keyakinan
investor tidak tampak. Harga saham dipandang sebagai penampakan proses keyakinan investor. Penggunaan laporan keuangan
oleh investor sebagai pemegang saham konsisten dengan orientasi pengguna utama
laporan keuangan menurut FASB (1978).
Teori yang menggagas tentang revisi
keyakinan dikemukakan oleh Hogarth dan
Einhorn’s (1992) tentang teori penyesuaian
keyakinan (beliefs-adjustment theory) yaitu
investor melakukan revisi keyakinan mengenai harga saham ketika menerima informasi
dalam bentuk deviden dan laba kejutan
(earnings surprises). Asumsi teori adalah
individu memproses informasi secara berurutan dan mempunyai keterbatasan kapasitas
memori. Individu merubah keyakinannya
melalui suatu urutan proses anchoring and
adjustment. Keyakinan sekarang bermanfaat
sebagai keyakinan awal yang kemudian akan
disesuaikan. Revisi keyakinan menjadi
4
keyakinan awal baru dan proses ini terjadi
terus-menerus secara berurutan.
Teori ini memprediksi informasi perusahaan mempunyai sinyal yang berlawanan
(good news diikuti dengan bad news atau bad
news diikuti dengan good news), perubahan
informasi akhir mempunyai pengaruh lebih
besar pada pengembalian investasi daripada
informasi awal. Pengaruh ini disebut recency
effect. Tetapi, untuk informasi yang konsisten
(good news diikuti dengan good news atau bad
news diikuti dengan bad news), seluruh informasi mempunyai pengaruh yang sama besar
pada pengembalian investasi. Pengaruh ini
disebut dengan no order effect. Pada dua
pengaruh tersebut, investor akan bereaksi
secara berbeda terhadap perbedaan dua informasi. Disamping itu, teori ini juga mempertimbangkan kekuatan keyakinan awal
(anchor) dan memprediksikan bahwa anchor
yang besar akan berkurang lebih banyak oleh
informasi negatif daripada anchor yang kecil.
Sebaliknya, anchor yang kecil akan meningkat
lebih besar oleh informasi positif daripada
anchor yang besar. Hal ini disebut anchoring
effect.
Hogarth dan Einhorn’s (1992) membagi dimensi revisi keyakinan dalam beberapa
hal yaitu: 1) Proses sekuensial adalah
pemrosesan secara berurutan. Pengguna
mengevaluasi sinyal deviden dan laba kejutan
yang diterima pada titik waktu yang berbeda.
2) Kompleksitas tugas adalah evaluasi pengumuman akan mengalami penurunan penyesuaian bilamana informasi negatif dan sebaliknya mengalami peningkatan penyesuaian
bilamana informasi positif. 3) Panjang rangkaian bukti transaksi, adalah merujuk pada
jumlah bukti yang dievaluasi dari informasi
akuntansi secara keseluruhan dalam suatu
kesatuan. 4) Response mode adalah merujuk
pada prosedur evaluasi suatu bukti dengan
cara step-by-step dan end-of-sequence.
Revisi keyakinan memberikan pertimbangan prediksi mengenai perilaku investor dalam merespon informasi keuangan
(Scott, 2009), yaitu: 1) Investor mempunyai
keyakinan awal tentang pengembalian investasi dan risiko saham perusahaan yang
diharapkan. Keyakinan ini didasarkan pada
informasi yang tersedia di pasar. Meskipun
mereka mendasarkan pada informasi yang
tersedia di pasar, tetapi keyakinan mereka
tidak sama karena perbedaan menempatkan
informasi dan kemampuan interpretasi. 2)
Setelah penerbitan net income tahun berjalan,
investor lebih tahu dengan menganalisa angka
income. Misalnya, jika net income lebih tinggi
dari yang diharapkan, maka menjadi good
news. Investor lainnya yang mempunyai
harapan tinggi betapa seharusnya net income
sekarang, menginterpretasikan net income
sebagai bad news. 3) Investor yang telah
merevisi kepercayaan mengenai profitabilitas
pengembalian investasi di masa datang lebih
tinggi, cenderung membeli saham perusahaan
dengan harga pasar saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar