Belief-adjustment theory dikemukakan oleh Hogarth dan Einhorn’s (1992)
menggunakan pendekatan anchoring dan adjustment. Teori ini menjelaskan
fenomena order effect yang muncul dari interaksi antara strategi pemrosesan
informasi dengan karakteristik tugas. Pengaruh urutan informasi menurut model
belief-adjustment memprediksi apakah terjadi recency effect, no-order effect,
anchoring-adjustment effect, dan dillution effect akan tergantung pada
karakteristik tertentu dari susunan informasi. Dalam penelitian ini digunakan
informasi campuran (berisi good news diikuti bad news atau bad news diikuti
good news) yang disajikan secara berurutan untuk menguji efek resensi.
Bazerman (1994) mengemukakan bahwa model belief-adjustment
merupakan salah satu bentuk bias heuristik. Model ini didasarkan pada asumsi
bahwa individu memproses informasi secara berurutan dan memiliki keterbatasan
kapasitas memori. Individu cenderung akan mengubah keyakinan awalnya (initial
5
anchor) dan melakukan penyesuaian (adjustment) atas keputusannya berdasarkan
informasi yang tersedia secara berurutan di pasar. Hogarth dan Einhorn’s (1992)
menyatakan bahwa ketika individu-individu memperoleh bukti-bukti baru berupa
informasi yang tersedia, mereka akan meninjau kembali keyakinannya dengan
menggunakan proses jangkar dan penyesuaian. Keyakinan saat ini yang disebut
sebagai jangkar (anchor) akan disesuaikan dengan informasi/bukti yang diterima
saat ini secara berurutan. Keyakinan awal yang sudah direvisi akan menjadi
jangkar baru bagi proses pengambilan keputusan selanjutnya. Demikian pula
menurut Tversky dan Kahneman (1974), konsep belief-adjustment merupakan
salah satu bentuk bias heuristik dan merupakan pengembangan dari teori prospek
yang dikemukakan oleh Tversky dan Kahneman (1979) dalam Bazerman (1994).
Penelitian ini menerapkan model belief-adjustment pada bidang
akuntansi keuangan khususnya menggunakan setting pasar modal mengadopsi
desain penelitian Hogarth dan Einhorn (1992). Urutan informasi dimanipulasi
antar subyek. Subyek menerima dua buah informasi negatif diikuti dengan dua buah
informasi positif (--++) atau dua buah informasi positif diikuti dengan dua buah
informasi negatif (++--). Penelitian pada topik ini menggunakan model respon
step-by-step (SbS) dengan memanipulasi urutan penyajian informasi fundamental
(++/--) dan informasi teknis (++/--). Kombinasi informasi positif dan negatif
dengan berbagai kemungkinan urutan dan jenis informasi ini dinamakan sebagai
informasi yang bersifat campuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar