Yang disebut dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth) adalah
perkembangan output per unit input. Sedangkan yang dimaksud dengan
pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertambahan pendapatan masyarakat yang
terjadi diwilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) yang
terjadi diwilayah tersebut. Pertambahan pendapatan diukur dalam nilai riil, artinya
dinyatakan dalam harga konstan. Hal itu juga sekaligus menggambarkan balas
jasa bagi faktor – faktor produksi yang beroperasi di daerah tersebut (tanah,
27
modal, tenaga kerja, dan teknologi), yang berarti secara kasar dapat
menggambarkan kemakmuran daerah tersebut (Tarigan, 2005).
Menurut (Boediono dalam Tarigan, 2005), pertumbuhan ekonomi adalah
proses kenaikan output itu harus lebih tinggi dari persentase pertambahan jumlah
penduduk dan ada kecenderungan dalam jangka panjang bahwa pertumbuhan itu
akan berlanjut.
Menurut (Lewis dalam Jhingan, 1994), pendorong utama pertumbuhan
ekonomi ialah upaya untuk berhemat (ekonomis), peningkatan pengetahuan dan
penerapannya di bidang produksi, dan peningkatan jumlah modal atau sumber lain
per kepala. Tiga pendorong ini, meski secara konsep dapat dibedakan, namum
biasanya nampak berbarengan.
Pertumbuhan ekonomi bukanlah suatu proses sederhana berupa
peningkatan volume modal per kepala tetapi juga merupakan hasil pengubahan
pandangan masyarakat dan lembaga perkenomian (Jhingan, 1994).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar