Motivasi hedonis adalah motivasi konsumen untuk berbelanja karena
berbelanja merupakan suatu kesenangan tersendiri sehingga tidak memperhatikan
manfaat dari produk yang dibeli (Utami, 2010). Kebanyakan konsumen yang
memiliki garirah emosional sering mengalami pengalaman berbelanja secara hedonis
(Hirschman dan Holbrook, 1982 dalam Gültekin dan Özer, 2012).
Motif belanja hedonik adalah kebutuhan tiap individu akan suasana dimana
seseorang merasa bahagia, senang. Selanjutnya kebutuhan akan suasana senang
tersebut menciptakan arousal, mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan
siaga, digairahkan, atau situasi aktif Mehrabian and Russel (1974) mengemukakan
bahwa respon afeksi menimbulkan motif hedonic pembelanja. Perasaan (aspek
afeksi) menseleksi kualitas lingkungan belanja dari sisi kenikmatan (enjoyment) yang
dirasakan, rasa tertarik akibat pandangan mata (visual appeal) dan rasa lega
(escapism). Perasaan tersebut membuat seseorang senang atau Pleasure. Suasana
dimana seseorang merasa bahagia senang, dicari orang karena merupakan kebutuhan
tiap individu. Selanjutnya kebutuhan akan suasana senang tersebut menciptakan arousal, mengacu pada tingkat dimana seseorang merasakan siaga, digairahkan, atau
situasi aktif, motif yang disebut Motif Hedonik.
Banyak penelitian mengkategorikan gaya atau motif belanja konsumen untuk
memahami kecenderungan mereka selama belanja. Klasifikasi dimensi pembentuk
Hedonic Motives yang dikembangkan oleh Arnold dan Reynolds dalam Gültekin dan
Özer (2012) meliputi petualangan (adventure), gratifikasi (gratification), peran (role),
nilai (value), sosial (social), ide (idea) .
Menurut Kosyu dkk (2014) hedonic motives akan tercipta dengan adanya
gairah berbelanja seseorang yang mudah terpengaruh model terbaru dan berbelanja
menjadi gaya hidup seseorang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurutnya
juga hedonic motives akan tercipta dengan berbelanja sembari berkeliling memilih
barang sesuai selera. Ketika berbelanja seseorang akan memilki emosi positif untuk
membeli produk tersebut tanpa perencanaan sebelumnya berupa catatan daftar
belanja.
Gültekin dan Özer (2012) variabel hedonic motives dapat diukur dengan
indikator sebagai berikut: berbelanja adalah suatu pengalaman yang spesial,
berbelanja merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi stress, konsumen lebih
suka berbelanja untuk orang lain daripada untuk dirinya sendiri, konsumen lebih suka
mencari tempat pembelanjaan yang menawarkan diskon dan harga yang murah,
kenikamtan dalam berbelanja akan tercipta ketika mereka menghabiskan waktu bersama-sama dengan keluarga atau teman, konsumen berbelanja untuk mengikuti
trend model-model baru.
Menurut Arnold & Kristy (2003) terdapat beberapa kategori dari hedonic
shopping diantaranya adalah adventure shopping yaitu belanja untuk suatu
perjalanan, dilakukan untuk berpetualang serta merasakan dunia yang berbeda, dan
gratification shopping yaitu berbelanja dilakukan dengan tujuan menghilangakan
stress, mengurangi rasa bosan, dan untuk menyenangkan diri sendiri.
Subagio (2011) menyatakan motif belanja hedonik adalah kebutuhan tiap
individu akan suasana dimana seseorang merasa bahagia, senang. Kebutuhan suasana
senang tersebut menciptakan arousal, mengacu pada tingkat dimana seseorang
merasakan siaga, digairahkan, atau situasi aktif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar