Sabtu, 09 Mei 2020

Hubungan antara Privacy dengan Attitude Toward Online Purchasing (skripsi dan tesis)

 Saat ini pemasar semakin bergantung pada data konsumen, yang digunakan untuk meningkatkan keberhasilan strategi pemasaran mereka. Akan tetapi usahausaha tersebut meningkatkan kerentanan data konsumen untuk penggunaan yang tidak semestinya. Dalam konteks B2C e-commerce, banyak konsumen tidak bersedia untuk melakukan pembelian online karena masalah isu privasi atas datadata mereka (Huseynov dan Yildrim, 2014). Privasi berpengaruh terhadap kepercayaan konsumen online dan keputusan mereka untuk berpindah ke retailer tertentu. Privasi konsumen telah menjadi isu yang lebih sensitif karena teknologi informasi memudahkan retailer online untuk mengumpulkan informasi tentang konsumen yang lebih banyak. Sebagian besar konsumen khawatir dengan proteksi data personal online mereka. Apabila perusahaan dapat menjamin bahwa informasi dan data konsumen akan diproteksi dan tidak digunakan untuk tujuan lain, maka hal ini dapat mengurangi kekhawatiran konsumen tentang proteksi atas privasi mereka (Spake et al., 2011). Perhatian atas privasi konsumen berkaitan dengan persepsinya bahwa e-retailer memiliki kendali atas data personal dan informasi mereka. Masalah privasi memiliki pengaruh negatif terhadap sikap konsumen atas belanja online, karena mereka tidak ingin mengambil resiko yang tidak dapat mereka atasi. Maka dari itu, apabila konsumen memiliki kekhawatiran berlebihan  atas masalah privasi, maka mereka akan bersikap negatif atas belanja online. Bisnis online hanya dapat benar-benar berhasil apabila konsumen merasa puas dan aman dalam lingkungan belanja online.
 Hsu dan Luan (2017) juga menyatakan bahwa resiko privasi yang tinggi akan mempengaruhi sikap konsumen dalam berbelanja online. Apabila sistem keamanan informasi pada suatu toko online tinggi maka konsumen cenderung bersikap negatif atas belanja online. Konsumen akan selalu merasakan persepsi rasa ketidakamanan dalam benaknya ketika melakukan belanja online informasi personal mereka bisa disalahgunakan, khususnya seperti informasi credit card. Resiko privasi menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen. Huseynov dan Yildrim (2014) mengungkapkan bahwa privasi informasi personal merupakan pertimbangan utama bagi banyak pengguna internet. Berkaitan dengan masalah privasi, banyak pengguna internet enggan untuk melakukan transaksi finansial di internet. Banyak yang juga mempertimbangkan tentang masalah bagaimana data personal mereka dilindungi dan untuk tujuan apa akan digunakan dalam bisnis online. Maka dari itu perhatian atas masalah privasi berpengaruh penting dalam perilaku belanja online dari konsumen. Penelitian Rahman et al. (2018) menyatakan bahwa privacy ditemukan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap attitude toward online purchasing

Tidak ada komentar: