Saat ini pemasar semakin bergantung pada data konsumen, yang digunakan
untuk meningkatkan keberhasilan strategi pemasaran mereka. Akan tetapi usahausaha tersebut meningkatkan kerentanan data konsumen untuk penggunaan yang
tidak semestinya. Dalam konteks B2C e-commerce, banyak konsumen tidak
bersedia untuk melakukan pembelian online karena masalah isu privasi atas datadata mereka (Huseynov dan Yildrim, 2014). Privasi berpengaruh terhadap
kepercayaan konsumen online dan keputusan mereka untuk berpindah ke retailer
tertentu. Privasi konsumen telah menjadi isu yang lebih sensitif karena teknologi
informasi memudahkan retailer online untuk mengumpulkan informasi tentang
konsumen yang lebih banyak. Sebagian besar konsumen khawatir dengan proteksi
data personal online mereka. Apabila perusahaan dapat menjamin bahwa informasi
dan data konsumen akan diproteksi dan tidak digunakan untuk tujuan lain, maka
hal ini dapat mengurangi kekhawatiran konsumen tentang proteksi atas privasi
mereka (Spake et al., 2011). Perhatian atas privasi konsumen berkaitan dengan
persepsinya bahwa e-retailer memiliki kendali atas data personal dan informasi
mereka. Masalah privasi memiliki pengaruh negatif terhadap sikap konsumen atas
belanja online, karena mereka tidak ingin mengambil resiko yang tidak dapat
mereka atasi. Maka dari itu, apabila konsumen memiliki kekhawatiran berlebihan atas masalah privasi, maka mereka akan bersikap negatif atas belanja online. Bisnis
online hanya dapat benar-benar berhasil apabila konsumen merasa puas dan aman
dalam lingkungan belanja online.
Hsu dan Luan (2017) juga menyatakan bahwa resiko privasi yang tinggi
akan mempengaruhi sikap konsumen dalam berbelanja online. Apabila sistem
keamanan informasi pada suatu toko online tinggi maka konsumen cenderung
bersikap negatif atas belanja online. Konsumen akan selalu merasakan persepsi rasa
ketidakamanan dalam benaknya ketika melakukan belanja online informasi
personal mereka bisa disalahgunakan, khususnya seperti informasi credit card.
Resiko privasi menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh konsumen.
Huseynov dan Yildrim (2014) mengungkapkan bahwa privasi informasi
personal merupakan pertimbangan utama bagi banyak pengguna internet. Berkaitan
dengan masalah privasi, banyak pengguna internet enggan untuk melakukan
transaksi finansial di internet. Banyak yang juga mempertimbangkan tentang
masalah bagaimana data personal mereka dilindungi dan untuk tujuan apa akan
digunakan dalam bisnis online. Maka dari itu perhatian atas masalah privasi
berpengaruh penting dalam perilaku belanja online dari konsumen. Penelitian
Rahman et al. (2018) menyatakan bahwa privacy ditemukan berpengaruh secara
positif dan signifikan terhadap attitude toward online purchasing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar