Senin, 06 April 2020

Perilaku Proaktif pada Teori Motivasi (skripsi dan tesis)

Grant dan Ashford (2008) memaparkan perilaku proaktif merupakan bentuk tertentu dari perilaku motivasi kerja. Motivasi adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang untuk terlibat dalam suatu perilaku (Moorhead & Griffin, 2013:86). Tindakan proaktif adalah sebuah proses yang dapat diterapkan untuk setiap set melalui tindakan mengantisipasi, perencanaan, dan berusaha untuk memiliki dampak (Grant & Ashford, 2008). Hal ini sejalan dengan pandangan historis pada motivasi yang menyatakan bahwa karyawan termotivasi oleh 
) kebutuhan akan perasaan berguna dan penting, 
2) kebutuhan sosial yang kuat,
 3) keinginan berkontribusi dan mampu benar-benar memberikan kontribusi (Moorhead & Griffin, 2013:88). 
 Parker et al. (2010) memaparkan bahwa tindakan proaktif adalah tindakan yang termotivasi, sadar, dan memiliki tujuan yang terarah. Wu dan Parker (2011) menyatakan bahwa motivasi merupakan dasar dari perilaku proaktif. Parker et al. (2010) mengidentifikasi pernyataan motivasi can do dan reason to sebagai dorongan perilaku proaktif. Can do digambarkan pada expectancy theory, seseorang berperilaku proaktif untuk memenuhi tujuan hidup yang penting atau nilai-nilai yang penting bagi dirinya. Selain hal tersebut, seseorang akan mengejar tujuan proaktif karena mereka menyadari dan memiliki gambaran bahwa perubahan terhadap hasil masa depan penting untuk diri sendiri dan/atau untuk orang lain. Reason to digambarkan pada self-determination theory dimana berdasarkan definisi dinyatakan bahwa perilaku proaktif merupakan otonom bukan diatur secara ekternal oleh ketidakpastian orang lain (Parker et al., 2010) Expectancy theory adalah sebuah teori dimana kekuatan seseorang untuk kecenderungan bertindak dengan cara tertentu tergantung pada kekuatan harapan seseorang bahwa tindakan tersebut akan diikuti dengan hasil yang diberikan dan pada daya tarik dari hasil itu untuk individu. Karyawan akan termotivasi untuk mengerahkan usaha tinggi ketika mereka percaya hal tersebut akan menyebabkan penilaian kinerja yang baik; bahwa penilaian yang baik akan menyebabkan penghargaan organisasi seperti bonus, kenaikan gaji, atau promosi; dan bahwa penghargaan akan memuaskan tujuan pribadi karyawan (Robbins & Judges, 2013:224). 
Teori ini berfokus pada tiga hubungan diantaranya: 
1. Hubungan usaha - kinerja. Probabilitas dirasakan oleh individu yang mengerahkan usaha akan mengakibatkan kinerja.
 2. Hubungan kinerja - penghargaan. Tingkat dimana individu percaya tampil ditingkat tertentu akan mengarah pada pencapaian hasil yang diinginkan.
 3. Hubungan penghargaan - tujuan pribadi. Tingkat dimana penghargaan organisasi memenuhi tujuan pribadi individu atau kebutuhan dan daya tarik akan potensi penghargaan individu. Individu ingin dan perlu menjadi proaktif atau melihat nilai yang terkait dengan menjadi proaktif untuk mencapai masa depan yang berbeda (Parker et al., 2010)
. Hal tersebut sejalan dengan Bateman and Crant (1993) yang memaparkan bahwa individu proaktif, aktif menciptakan perubahan lingkungan. Seperti yang disampaikan oleh Parker et al. (2010) proaktif memiliki tiga atribut kunci yaitu dimulai dari diri sendiri, berorientasi perubahan, dan fokus pada masa depan. Self-determination theory adalah sebuah teori dari motivasi yang peduli dengan efek dari motivasi instrinsik dan efek berbahaya dari motivasi ekstrinsik. Lebih lanjut dinyatakan bahwa, seseorang lebih memilih untuk merasa memiliki kendali atas tindakannya, sehingga apapun yang membuat tugas yang dinikmati sebelumnya menjadi suatu kewajiban daripada aktivitas yang dipilih secara bebas akan melemahkan motivasi (Robbins & Judges, 2013:208). Self-determination theory menyatakan berbagai jenis motivasi otonom dapat mendorong tujuan proses proaktif. Parker et al. (2010) menguraikan dalam beberapa alasan. Pertama, seseorang akan lebih mungkin mengatur dan berusaha untuk tujuan proaktif saat seseorang merasakan pekerjaan mereka menyenangkan, ketertarikan instrinsik. Self-determination theory mengusulkan seseorang termotivasi untuk mempertahankan tingkat optimal ransangan dan hal tersebut merupakan kebutuhan 11 dasar individu yaitu kompetensi, otonomi, dan hubungan keterkaitan. Menjadi proaktif dapat meningkatkan tantangan, hal tersebut menjadi pemenuhan dasar kebutuhan individu yaitu kompetensi dan otonomi. Kedua, alasan untuk mengatur dan berusaha untuk tujuan proaktif adalah memenuhi tujuan hidup penting atau mengekspresikan nilai penting bagi diri. Alasan ketiga, individu akan mengejar tujuan proaktif karena mereka menyadari bahwa perubahan terhadap bayangan hasil masa depan merupakan hal penting untuk diri sendiri dan/atau untuk orang lain (Parker et al., 2010)

Tidak ada komentar: